Teknologi Plasma Ozone Diujicobakan

Bertempat di Instalasi Pengolahan Air milik PT Aetra Air Jakarta, Selasa (18/7), ujicoba dilakukan dengan alat plasma ozone mobile berkapasitas 5 liter per detik dengan mengambil sampel di aliran Banjir Kanal Timur atau biasa disebut Kalimalang.

Ujicoba atau pilot ini merupakan inisiasi dari Indonesia Water Institute dan Asia Water Council Indonesia bekerja sama dengan Pemerintah Kota Gyeongju Korea Selatan. Firdaus Ali selaku Wakil Presiden Asia Water Council mengatakan, teknologi dengan plasma ozone ini merupakan solusi bagi  permasalahan sumber air di Ibukota Jakarta yang kualitasnya sangat buruk.  “Selama hampir 28 tahun saya meneliti air, ini adalah jawaban dari apa yang saya impikan sejak dulu. Alat yang dipinjamkan dari Korea ini adalah yang pertama dikeluarkan dan menggunakan teknologi baru,” kata Firdaus.

Keunggulan dari teknologi ini adalah tempat yang dibutuhkan hampir sepersepuluh dari instalasi konvensional. Sebagai ilustrasi untuk kapasitas 5.000 liter per detik cukup hanya sebesar rumah. Teknologi ini juga mengklaim dapat menjernihkan air dengan tingkat kekeruhan hingga 30.000 NTU. Teknologi ini  juga hemat energi dan hampir tidak menggunakan bahan kimia. Prinsip dari teknologi ini adalah memecah partikel menggunakan listrik berkekuatan tinggi.

Dengan kondisi 13 sungai di Jakarta yang tidak dapat digunakan untuk air baku, maka teknologi ini akan menjadi solusi. Investasi untuk teknologi ini sekitar Rp 250- Rp 350 juta untuk setiap liter per detiknya.

Di Kota Gyeongju Korea, teknologi ini sudah digunakan dan mendapatkan paten dari Kementerian Lingkungan Korea. “Semoga teknologi ini bisa membantu meningkatkan kualitas air minum di Indonesia dalam melayani masyarakat akan air bersih,” ungkap Wali Kota  Gyeongju  Yang Sik yang turut hadir beserta rombongan dalam  ujicoba tersebut. (Red)