Pengusaha Jepang Tawarkan Inovasi Teknologi Baru
Berkunjung ke Graha PERPAMSI, Rabu (2/9), perwakilan dari Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Peridustriaan Jepang membawa tujuh pengusaha Jepang yang tergabung dalam forum pengusaha (Team E-Kansai) yang bergerak di bidang lingkungan dan hemat energi. Rombongan diterima oleh Ketua Departemen Kemitraan DPP PERPAMSI Henry M. Limbong, Kepala Biro Kemitraan Dwike Riantara dan segenap jajaran sekretariat PERPAMSI.
Mewakili Pemerintah Jepang, Atsushi Kobashi mengatakan, tujuan dari tim bisnis datang ke Indonesia ini adalah untuk memperkenalkan teknologi dan inovasi baru yang ramah lingkungan dan hemat energi. Sebelumnya, team E-Kansai ini juga telah mengunjungi dan bekerjasama dengan negara Thailand, Cina dan Vietnam.
“Saya harap ada diskusi dan pandangan tentang kondisi PDAM di Indonesia serta teknologi yang digunakan seperti apa. Kita juga berharap bisa berkontribusi memperbaiki lingkungan dan penghematan energi di Indonesia,” kata Atsushi.
Dijelaskan Atsushi, E-Kansai merupakan kumpulan dari 157 perusahaan di beberapa kota di Jepang dibentuk mulai November 2008. 87 perusahaan bergerak di bidang pengolahan air, baik itu air permukaan, limbah, sampah dan sebagainya.
Dalam kesempatan tersebut, secara sekilas ketujuh perwakilan dari perusahaan tersebut memperkenalkan produknya. Diantaranya, pengolahan air limbah yang bisa mengolah sampai ukuran 0,5 mm, teknologi pengolah air tanah tanpa bantuan zat kimia, pengolahan air laut dengan biaya murah dan sebagainya. Mereka mengklaim teknologi tersebut sudah diterapkan di negara-negara Thailand, Vietnam dan Malaysia.
Menanggapi hal itu, Henry Limbong, menjelaskan bahwa saat ini sebagian besar pengolahan air limbah PDAM di Indonesia memang masih menggunakan sistem konvensional. Hanya beberapa PDAM di kota besar seperti Surabaya, Palembang dan juga Banjarmasin yang memiliki kemampuan teknologi untuk mengolah limbah lebih lanjut.
“ Dengan kondisi Indonesia yang berupa kepulauan dan juga teknologi PDAM yang digunakan saat ini saya rasa terdapat peluang besar untuk bekerjasama,” kata Limbong.
Terkait dengan teknologi Reverse Osmosis yang mengolah air laut, Limbong menyarankan agar team E-Kanzai bisa berkoordinasi dengan Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya, karena pembanguan air minum untuk pulau-pulau kecil di Indonesia dilakukan oleh Kementerian PUPR. (dvt)