DPD BALI Gelar Pelatihan Penurunan Kehilangan Air
Ketua PERPAMSI DPD Bali Made Subarga Yasa mengatakan, dalam pelatihan kali ini pihaknya bekerja sama dengan pihak Akatirta sebagai narasumber. Menurutnya, pihak Akatirta sudah menunjukkan kredibilitasnya saat PDAM Tirta Mangutama Badung yang ditunjuk menjadi pilot project pelatihan, sebelumnya sudah melakukan kerja sama dalam bidang penurunan NRW dengan Akatirta.
Dari kerja sama pelatihan tersebut, ungkap Subarga Yasa yang juga Direktur Utama PDAM Tirta Mangutama, pihaknya bisa menurunkan tingkat kebocoran hingga di bawah 30 persen. “Sebelumnya NRW kita mencapai 40 persen. Sehingga, kami beranggapan keberhasilan ini perlu diterapkan di tempat lain,” ujarnya.
Subarga menilai, ada dua hal yang mempengaruhi tingkat kebocoran yakni faktor usia dari infrastruktur jaringan sehingga mengalami penyusutan dan kebocoran, serta faktor alam seperti tanah longsor adanya proyek yang sulit diprediksi dan tidak sengaja merusak jaringan.
Ia berharap, melalui diklat yang merupakan salah satu program kerja PERPAMSI DPD Bali tahun 2016, dapat meningkatkan pelayanan PDAM di Pulau Bali menuju pelayanan yang prima. “Tingkat kebocoran menjadi salah satu indikator dari tiga indikator yang mempengaruhi keberhasilan dan profesionalisme PDAM sehingga perlu dilaksanakan upaya pendidikan maupun pelatihan tentang bagaimana upaya menekan angka kebocoran,” bebernya.
Sementara Direktur Akatirta Magelang Awaludin Setya Aji menilai secara umum tingkat kebocoran PDAM di Bali masih di ambang normal namun perlu ditekan sekecil mungkin. Diklat ini diharapkan dapat memberikan sebuah terobosan baru bagi PDAM untuk terus berbenah ke arah yang lebih baik. Dikatakan pula dalam penutupan, hasil pre test dan post test mengalami peningkatan yang signifikan. Ia berharap hasil yang baik ini dapat diaplikasikan pada masing-masing PDAM. (Hum)