Transformasi Pengadaan SPAM untuk Sistem yang Lebih Efisien dan Transparan

BUMD AM selaku operator SPAM di industri air minum Tanah Air menjadi salah satu bagian terpenting dalam proses pengadaan barang dan jasa. Ada potensi yang sangat besar dalam proses pengadaan barang dan jasa, khususnya melalui perusahaan air minum anggota PERPAMSI. Mulai dari pergantian water meter, pengadaan water meter baru, pengadaan bahan kimia, hingga pengadaan pipanisasi untuk pengembangan ataupun peremajaan infrastuktur air minum.

 

 Lebih-lebih kalau melihat target yang dicita-citakan Presiden Prabowo Subianto yang menginginkan cakupan layanan air minum perpipaan dapat meningkat dari 22 persen pada tahun 2024 menjadi sebesar 40 persen pada 2029. Meskipun diakui tantangan mewujudkan target ini tergolong sulit, hal ini menyiratkan adanya potensi besar dalam pengadaan barang dan jasa di sektor air minum perpipaan untuk mendukung perwujudan target tersebut.

Pemerintah, melalui Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), telah membuat kebijakan terkait pengadaan barang/jasa pemerintah, termasuk bagi BUMD AM melalui platform Katalog Elektronik (e-Katalog) yang kini terus dioptimalkan. Sebagai bagian di dalamnya, tentu potensi pengadaan barang dan jasa melalui digitalisasi e-Katalog di BUMD-BUMD AM harus dikonsolidasikan. Dengan demikian, proses pengadaan barang dan jasa secara digital melalui e-Katalog di lingkungan BUMD AM dapat mendukung upaya mewujudkan Asta Cita pemerintahan yang bersih dan terpercaya.

 

Dukungan dan keterlibatan para pihak terkait

Sekretaris Umum PERPAMSI, Rino Indira Gusniawan, menyampaikan bahwa BUMD AM kini tengah bersiap memasuki era baru dalam proses pengadaan barang melalui sistem e-Katalog. Menurutnya, transformasi digital dalam pengadaan bukan sekadar pilihan, tapi sudah menjadi tuntutan dari pemerintah pusat. Tujuannya jelas, agar proses pengadaan menjadi lebih mudah, praktis, dan efisien.

“Melalui e-Katalog, kita bisa mendapatkan barang dengan kualitas yang baik, harga yang terjangkau, dan proses yang lebih transparan,” ujar Rino di forum Sosialisasi Konsolidasi Pengadaan Barang dan Jasa di Sektor Air Minum yang diselenggarakan PERPAMSI di Bandung, 13 Februari 2025 lalu.

Ia juga mengajak para Anggota Luar Biasa (ALB) PERPAMSI serta seluruh vendor BUMD AM di Indonesia untuk turut ambil bagian dalam sistem pengadaan yang lebih modern ini. “Kami ingin semua pihak terlibat aktif. Ini peluang besar bagi para vendor untuk berkontribusi dalam meningkatkan layanan air minum di tanah air, dengan cara yang lebih profesional dan terbuka,” tambahnya.

Dikatakan Rino, wacana digitalisasi pengadaan barang dan jasa di sektor air minum melalui e-katalog sebenarnya sudah lama digaungkan. Bahkan, digitalisasi layanan air minum telah menjadi salah satu program prioritas PERPAMSI untuk periode 2021–2025. Rino pun menjadi salah satu tokoh yang sejak awal terlibat dalam inisiasi sistem ini. Bersama beberapa direksi BUMD AM lainnya, ia ikut duduk dalam kelompok kerja yang menggagas hadirnya e-katalog di lingkungan BUMD AM. Saat itu, kata Rino, mereka berdiskusi tentang bagaimana menciptakan sistem pengadaan yang aman, efisien, dan mudah diakses oleh seluruh BUMD AM di Indonesia.

“Waktu itu, konsep e-Katalog sering digambarkan simpel—aman, nyaman, tinggal pilih, tinggal klik, klik, klik, klik. Bahkan konon, semua risiko ditanggung oleh LKPP. Begitu cerita yang beredar waktu itu,” ujarnya sambil tersenyum.

Kini, lanjut Rino, proses digitalisasi pengadaan melalui e-katalog terus menunjukkan kemajuan yang signifikan. Namun, tantangan selanjutnya adalah bagaimana mendorong internalisasi dan konsolidasi sistem ini secara menyeluruh agar proses pengadaan barang dan jasa di BUMD AM semakin profesional, efisien, dan akuntabel.

“Harapannya, sistem ini tidak hanya mempermudah, tetapi juga menjadi fondasi penting untuk membangun BUMD AM yang lebih maju, modern, dan terpercaya di seluruh Indonesia,” tutupnya.

 

 

 

Memperkuat konsolidasi dan digitalisasi

Potensi besar sedang menanti untuk dioptimalkan. Menurut Direktur Advokasi Pemerintah Pusat LKPP, M. Aris Supriyanto, nilai pengadaan barang dan jasa di BUMD AM secara nasional diperkirakan mencapai Rp21 triliun—angka yang tidak bisa dianggap sepele. Untuk itulah, LKPP mendorong transformasi pengadaan di sektor ini melalui platform e-Katalog yang tengah dikembangkan secara masif.

Platform ini ibarat marketplace khusus pengadaan pemerintah. Di dalamnya tersedia berbagai produk kebutuhan, mulai dari kementerian/lembaga (K/L), pemerintah daerah, BUMN, hingga BUMD, termasuk pekerjaan konstruksi dan kebutuhan sektor air minum,” jelas Aris.

Saat ini, terangnya, sudah ada sekitar 3 hingga 4 juta produk yang tayang di e-katalog. Aris pun mengajak seluruh Anggota Luar Biasa (ALB) PERPAMSI, serta para vendor BUMD AM di seluruh Indonesia untuk mendaftarkan produknya dalam sistem tersebut. “Kalau kita bicara potensi Rp21 triliun, ini adalah kue besar yang bisa dioptimalkan untuk memperkuat pelayanan BUMD AM. Jadi, bukan hanya pelaku usaha, tapi juga BUMN, BUMD, serta K/L, harus mulai memanfaatkan platform ini secara maksimal,” imbuhnya.

 

Katalog elektronik V6

Dilanjutkan Aris, e-katalog versi terbaru yang sedang dikembangkan (e-Katalog V6) dirancang untuk mendukung proses pengadaan end-to-end secara terintegrasi. Sistem ini bukan hanya modern dan efisien, tapi juga menghadirkan pengadaan yang transparan dan mudah dipertanggungjawabkan. Mulai dari harga satuan, volume pembelian, hingga siapa pembelinya, semuanya dapat diakses secara terbuka oleh publik. Ini sekaligus menjadi bagian dari reformasi besar dalam menciptakan pengadaan yang akuntabel dan siap diaudit oleh lembaga pengawas seperti BPKP dan Inspektorat.

Lebih dari sekadar alat bantu teknis, platform e-Katalog kini menjadi pilar penting dalam strategi bisnis BUMD AM. Konsolidasi pengadaan bukan lagi sekadar urusan administratif, tetapi menjadi penentu efisiensi operasional dan keberhasilan layanan. Dengan desain pengadaan yang tepat, BUMD AM tidak hanya mampu memberikan pelayanan publik yang optimal, tetapi juga mencapai profitabilitas yang lebih sehat.

Ada empat manfaat besar dari konsolidasi pengadaan yang tak boleh diabaikan, yakni mengurangi biaya proses pengadaan (procurement cost), meningkatkan efisiensi belanja, mendapatkan barang/jasa yang bernilai tinggi (value for money), dan mendorong pemberdayaan industri dalam negeri.

              “Dulu, fungsi pembelian hanya dianggap pelengkap administratif. Sekarang, pengadaan justru menjadi bagian penting dari core business. Kalau BUMD AM tidak merancang sistem belanjanya dengan baik, maka dampaknya akan langsung terasa pada pelayanan air minum yang diberikan ke masyarakat,” ujar Aris.

              Karena itu, lanjutnya, urgensi konsolidasi pengadaan di BUMD AM tidak bisa ditunda lagi. Era baru pengadaan telah dimulai. Lebih efisien, transparan, dan berdampak langsung pada kualitas layanan publik. Saatnya semua pihak bergerak bersama untuk menyongsong transformasi ini.

 

Penulis: Deni Arisandy

Berita selengkapnya silakan baca di Majalah Air Minum Edisi April 2025