Menuju Transformasi Tata Kelola dan Infrastruktur Air Minum yang Berkelanjutan

Dengan mengusung tema “Transformasi Air Minum untuk Swasembada Air”, PERPAMSI menyelenggarakan IWWEF ke-10 pada 11-13 Juni 2025 di Jakarta International Convention Center (JICC). Kegiatan ini berlangsung bersamaan dengan ajang bergengsi International Conference on Infrastructure (ICI) 2025, hajatan Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, yang menghadirkan sinergi lintas sektor. IWWEF 2025 sendiri diikuti oleh 80 eksibitor. Acara ini menarik perhatian lebih dari 5.000 peserta dan pengunjung, termasuk delegasi dari perusahaan air minum di kawasan Asia Tenggara.

 

Perhelatan akbar IWWEF 2025 menjadi panggung strategis bagi kolaborasi lintas sektor. Para pemangku kepentingan nasional dan internasional bersatu untuk mendorong transformasi tata kelola air minum dan sanitasi yang lebih inklusif, adaptif, dan berkelanjutan. Melalui sinergi ini, pembangunan infrastruktur air minum yang tangguh dan merata diharapkan dapat terwujud sebagai fondasi bagi kesejahteraan masyarakat dan ketahanan bangsa.

Sejalan dengan tema IWWEF tersebut, dalam kegiatan ICI 2025, Presiden Prabowo Subianto kembali menegaskan upaya Indonesia yang saat ini sedang bergerak menuju swasembada pangan, swasembada energi, dan swasembada air. Sebagaimana diketahui, target Swasembada Air menjadi Asta Cita poin kedua Presiden Prabowo Subianto. Untuk itu, menurut Prabowo, kepastian hukum menjadi pondasi dalam memberikan dukungan terhadap iklim usaha yang kondusif, tentunya termasuk di sektor air minum. 

 

Persoalan akses air saat ini memang bukan hanya menjadi masalah Indonesia tetapi juga masalah global. Dengan pertumbuhan penduduk dunia 8 miliar saat ini yang menuju 10 miliar penduduk, muncul pertanyaan apakah ketersediaan sumber daya, termasuk air, akan mampu mengimbangi laju pertumbuhan penduduk tersebut?

 

Air bukan sekadar sumber daya, tapi soal kedaulatan dan masa depan bangsa

Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), saat membuka IWWEF 2025, menggarisbawahi urgensi krisis air global yang kian nyata. Ia mengutip proyeksi UNESCO bahwa pada tahun 2050, sekitar 5 miliar orang di dunia akan hidup di wilayah dengan tekanan air tinggi. Sejak tahun 2000, tercatat sekitar 1.600 konflik atau insiden terkait air terjadi di berbagai belahan dunia, sebuah bukti bahwa air bukan hanya kebutuhan, tetapi juga sumber ketegangan geopolitik. Tak heran jika PBB kini mendorong pentingnya diplomasi air sebagai jalan damai menuju keberlanjutan.

 

Dalam konteks nasional, Menko AHY menegaskan bahwa tugas besar mewujudkan air yang cukup, bersih, dan berkelanjutan adalah tanggung jawab bersama seluruh pemangku kepentingan, termasuk BUMD AM/PAM dan PERPAMSI sebagai garda terdepan. Menurutnya, air tidak boleh berlebihan hingga menjadi bencana, dan tidak boleh kekurangan hingga menimbulkan kekeringan. Sumber air pun harus dijaga agar tetap bersih demi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

 

Namun, tantangannya tidak kecil. Saat ini, cakupan layanan air minum perpipaan baru mencapai sekitar 22 persen secara nasional, jauh dari target 40 persen dalam RPJMN. Menko AHY berharap, pada tahun 2045, seluruh rakyat Indonesia dapat menikmati akses air bersih yang layak dan aman. Untuk mewujudkan hal ini, dibutuhkan investasi besar, setidaknya Rp800 triliun, dan dukungan dari sektor swasta melalui mekanisme creative financing.

 

“Saat ini baru sekitar 37 persen BUMD air minum yang mencapai full cost recovery (FCR). Sisanya masih berjuang untuk mencapai titik keberlanjutan. Ini adalah pekerjaan rumah besar kita semua,” tegas Menko AHY.

 

Siap berkolaborasi

Dalam kesempatan tersebut, Menko AHY juga menekankan pentingnya peran negara untuk hadir secara aktif dalam memecahkan persoalan akses air, baik melalui dukungan regulasi, insentif, hingga konsolidasi kelembagaan. Ia juga menyampaikan bahwa kementeriannya siap membentuk "Super Tim" lintas sektor untuk mempercepat transformasi layanan air minum nasional.

 

“Mari kita perkuat konsolidasi antarperusahaan air minum, cari terobosan baru, dan bangun ekosistem pembiayaan yang inovatif. Kita ingin sektor air tidak hanya tumbuh, tapi juga berkelanjutan dan produktif, sejalan dengan semangat IWWEF 2025, Transformasi Air Minum untuk Swasembada Air,” ujarnya saat memberikan sambutan pada pembukaan IWWEF 2025.

 

Menko AHY pun mengapresiasi PERPAMSI atas kiprahnya yang konsisten dalam memperjuangkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan air nasional. Menurutnya, IWWEF 2025 yang diselenggarakan bersamaan dengan International Conference on Infrastructure (ICI) adalah momentum strategis untuk mendorong air sebagai hak dasar, bukan kemewahan atau hak istimewa.

 

“Isu air harus menjadi arus utama kebijakan nasional, bukan sekadar lampiran atau isu pelengkap,” tandasnya. DA

 

Simak berita selengkapnya di Majalah Air Minum PERPAMSI edisi Juli 2025