Kolaborasi PERPAMSI untuk Penyediaan Air dan Sanitasi Berkelanjutan

Kolaborasi dilakukan PERPAMSI bersama Korea Water Partnership (KWP), Minggu (19/5). Ketua Umum PERPAMSI Lalu Ahmad Zaini dan Presiden KWP Seungkuan Hong menandatangani kerja sama (MoU) di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC). Penandatanganan bertema "PERPAMSI-Korea Water Partnership: Pertemuan Kolaborasi Air Indonesia” itu disaksikan Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti. Kegiatan ini makin terasa istimewa dengan hadirnya Menteri Lingkungan Hidup Korea Selatan, Hwan-chin Choung.

 

Kegiatan ditujukan untuk menggali kerja sama di antara kedua belah pihak, Indonesia-Korea, terkait pengembangan pelayanan air minum oleh anggota PERPAMSI. Dalam kesempatan tersebut, pihak Korea rencananya akan menjalin kerja sama dengan BUMD AM Kota Jambi, Kota Bekasi, dan Kabupaten Serang dalam kegiatan capacity building dan hibah peralatan penurunan NRW.

 

Menurut Ketua Umum PERPAMSI, kolaborasi ini menjadi bukti bahwa Indonesia dan Korea Selatan betul-betul memiliki perhatian yang tinggi terhadap pelayanan air minum. “Kami semua saling mengemukakan pendapat, memberikan gambaran di wilayah masing-masing. Kami mencari solusi yang sekiranya bisa diterapkan di Indonesia dan memiliki timbal balik yang relevan untuk Korea Selatan,” ujar Zaini.

Pembahasan bersama tim PERPAMSI, Korea Water Partnership (KWP) dan BUMD AM yang ikut berkolaborasi di bawah naungan KWP.

 

PERPAMSI juga menjalin kerja sama dengan AgroParisTech University, Prancis, di bidang pengembangan SDM air minum Indonesia. Penandatanganan kerja sama dilakukan di sela-sela WWF Bali, Rabu (22/5). Selain itu, PERPAMSI juga berkolaborasi dengan Kementerian PUPR, Aguas de Portugal International (AdP), dan Bank Dunia. Kerja sama ini didasari bahwa transformasi di sektor penyediaan air dan sanitasi sangat penting untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan Visi Indonesia Emas 2045.

 

Penandatanganan kerja sama PERPAMSI, Kementerian PUPR, Bank Dunia dan AdP, dilakukan di Bali, Jumat (24/5). Para pihak yang bertanda tangan yakni; Diana Kusumastuti (Dirjen CK, Kementerian PUPR), Maria Angelica Sotomayor (Water Practice Manager, East Asia and Pacific Region, The World Bank), Carla Correia (Chairman of the Board, Aguas de Portugal International), dan Arief Wisnu Cahyono (Sekretaris Umum PERPAMSI).

 

Kerja sama tersebut bertujuan memperkuat kolaborasi antarpara pihak dalam mengidentifikasi kebijakan, regulasi, dan institusi yang diperlukan untuk transformasi air minum  dan sanitasi di Indonesia. Kerja sama juga ditujukan untuk memberikan dukungan terkait reformasi kebijakan, regulatori dan peraturan melalui pilot project, serta kolaborasi dalam kerangka National Urban Water Supply (NUWAS) melalui program dari Bank Dunia.

Kolaborasi PERPAMSI dan AgroParisTech University, Prancis, di bidang pengembangan SDM air minum Indonesia, Rabu (22/5).

 

“Pihak AdP setuju untuk mendukung secara teknis dalam meningkatkan kinerja air minum dan sanitasi di Indonesia,” tukas Arief Wisnu Cahyono. Mewakili Ketua Umum PERPAMSI, Arief berharap kolaborasi ini bisa memberikan kontribusi positif bagi tata kelola para operator dalam meningkatkan kinerja air minum dan sanitasi di Indonesia. Tentunya dengan dukungan tambahan dari pihak AdP maupun dukungan dari Pemerintah Pusat.

 

Kamis (23/5) atau sehari sebelum penandatanganan kerja tersebut, Kementerian PUPR menggelar diskusi “Lesson Learned Pelayanan Air Minum di Portugal”. Diskusi dengan tema "Achieving Universal Access of Water Supply Services & 2024 'Indonesia Emas' Vision Through Water Supply Sector Transformation" itu dihadiri Menteri PUPR Basuki dan pejabat dari Kementerian Dalam Negeri.

 

Lalu Ahmad Zaini didapuk sebagai salah satu panelis diskusi yang domoderatori akademisi dan pegiat air, Dr. Firdaus Ali. Panelis lainnya adalah Water Practice Manager at World Bank Maria Angelica S., dan President of Agues do Tejo Portugal Atlantico Nuno Brôco.

Penandatanganan kerja sama PERPAMSI bersama Kementerian PUPR, Aguas de Portugal International (AdP), dan Bank Dunia, di Bali, Jumat (24/5).

 

Diskusi yang dihadiri para Direksi BUMD AM dan perwakilan Pemda itu membicarakan isu-isu terkini terkait keberlanjutan pelayanan dasar air dan sanitasi serta bagaimana memperkuat peran para operator dalam upaya menyukseskan sistem penyediaan air minum (SPAM) di Indonesia. Salah satu yang menjadi rujukan adalah bagaimana Portugal melakukan reformasi tata kelola air mereka. Kondisi Indonesia saat ini hampir sama seperti kondisi Portugal 30 tahun yang lalu; layanan sanitasinya kurang dari 15 persen dan pasokan air kurang dari 50 persen. Dewasa ini, layanan air minum dan sanitasi Portugal sudah hampir 100 persen.

 

Portugal, menurut Zaini, memberikan gambaran bahwa pengelolaan SPAM tidak terlepas dari peran pemangku kebijakan. Penerapan terobosan baru yang ditelurkan melalui program-program strategis adalah sikap yang harus diambil. Contohnya adalah Portugal yang sampai saat ini tetap konsisten, yakni memperkuat regulasi, memfasilitasi SPAM multikota yang efisien, serta meningkatkan kapasitas perusahaan melalui investasi yang signifikan. Semua itu dilakukan demi mewujudkan SPAM yang ideal sebagai kebutuhan dasar manusia.

 

Dari segi pembiayaan, lanjutnya, World Bank termasuk mengambil andil untuk SPAM di Indonesia. Tidak lepas dari pengalaman World Bank yang sudah sukses menerapkan bantuan pembiayaan SPAM tidak kurang dari 25 negara, termasuk Indonesia. “Tidak ada yang tidak mungkin, semua dari kita yang terlibat akan terus mengupayakan yang terbaik. Kata kunci yang terus diingatkan adalah pentingnya kolaborasi," tandas Zaini. (AZ)