Harapan Lahirnya UU Air Minum dan Air Limbah Domestik

“Kami di PERPAMSI meyakini bahwa kesuksesan transformasi sektor air hanya dapat dicapai dengan semangat super tim. Kolaborasi semua pihak, Pemerintah Pusat dan daerah, BUMD AM, swasta, dan mitra pembangunan, dapat menghadirkan terobosan nyata, termasuk lahirnya UU Air Minum dan Air Limbah Domestik,” tegas Arief Wisnu Cahyono, Ketua Umum PERPAMSI.

 

PERPAMSI, sebagai asosiasi yang menaungi sekitar 445 BUMD AM dan 74 Anggota Luar Biasa (ALB), menyadari bahwa transformasi tata kelola bukan sekadar pilihan, tapi sebuah keharusan. Tantangan yang dihadapi tidak ringan: perubahan iklim yang memengaruhi ketersediaan air baku, urbanisasi yang cepat, keterbatasan fiskal, dan lambannya pertumbuhan cakupan layanan.

 

Kondisi Indonesia yang masih tertinggal dalam cakupan layanan air minum perpipaan di kawasan ASEAN menjadi peringatan keras. Berdasarkan data UNICEF 2023, Indonesia baru mencapai 19,47 persen, jauh di bawah Timor Leste (58 persen), Kamboja (25 persen), Myanmar (27 persen), Thailand (71 persen), Malaysia (95 persen), hingga Singapura dan Brunei yang sudah 100 persen.

 

Arief menilai, Indonesia tertinggal bukan karena kurang mampu, tetapi karena kita butuh akselerasi kolaboratif yang konsisten.

“Transformasi air minum tidak akan efektif jika sanitasi diabaikan.”

 

Untuk mengejar target nasional, yakni cakupan 40 persen pada 2029 dan 100 persen pada 2045, PERPAMSI terus mendorong anggotanya untuk meningkatkan tata kelola yang transparan, profesional, dan akuntabel, serta memperkuat kapasitas SDM dan kelembagaan.

 

Transformasi juga mencakup adopsi teknologi berbasis data dan kecerdasan buatan. Banyak BUMD AM yang kini mulai memanfaatkan smart water meter, sistem informasi produksi dan distribusi, serta integrasi layanan berbasis digital untuk meningkatkan efisiensi dan menurunkan tingkat kebocoran air (NRW).

 

Melalui Program Kemitraan Solidaritas, PERPAMSI menjembatani BUMD AM yang sudah mapan sebagai mentor untuk berbagi pengalaman dan teknologi kepada yang masih berkembang (menti), agar transformasi berjalan lebih merata.

 

Sosok yang juga Dirut Perumda Surya Sembada Surabaya ini juga menegaskan bahwa transformasi air minum tidak akan efektif jika sanitasi diabaikan. Tanpa sistem air limbah yang baik, sumber air baku akan terus terancam oleh kontaminasi. Oleh karena itu, PERPAMSI mendorong para anggotanya untuk mulai terlibat dalam layanan sanitasi sesuai kapasitas dan konteks lokal masing-masing, demi mewujudkan siklus air yang terintegrasi dan berkelanjutan.

 

Dalam pembukaan IWWEF 2025 juga dilakukan penandatanganan perjanjian penting yang mencerminkan semangat inovasi pembiayaan, yakni perjanjian pembiayaan oleh PT SMI dan hibah Uni Eropa melalui AFD Prancis kepada Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, perjanjian kredit antara PT SMI dan Perumda Surya Sembada Kota Surabaya, dan proyek SPAM Terintegrasi Kota Bandung bersama Konsorsium PJT II.

 

Menurut Arief, langkah ini menunjukkan bahwa dengan tata kelola yang baik, sektor air minum Indonesia mulai dipercaya oleh lembaga keuangan dan mitra internasional sebagai sektor yang layak investasi. DA