Workshop Jurnalistik PDAM 2015
Workshop dibuka Direktur Eksekutif PERPAMSI Subekti. Dalam sambutannya, ia berharap para peserta dapat mengikuti workshop dengan sungguh-sungguh. “Ke depan, tantangan yang dihadapi PDAM semakin kompleks. Karena itu, karyawan bagian Humas perlu menjadi bagian penting dari kemajuan PDAM,” ujar Subekti.
Selama dua hari, para peserta workshop diperkenalkan dan dilatih teknik menulis dan fotografi. Untuk dua kemampuan itu, peserta dipandu oleh mentor/narasumber Dr. Indiwan Seto Wahjuwibowo, mantan wartawan Antara yang kini menjadi dosen di beberapa universitas, untuk teknik menulis. Sementara untuk teknik fotografi, Arum Tresnaningtyas Dayuputri, mantan wartawan foto di Harian Kompas yang sekarang memilih menjadi fotografer paruh waktu.
Bukan hanya pengenalan teoretis, para peserta juga dilatih untuk terjun langsung ke lapangan, dan melakukan aktivitas layaknya seorang wartawan. Panitia memberi penugasan berupa karya tulis kelompok dan perorangan. Museum Konferensi Asia Afrika dipilih sebagai tempat para peserta mencari bahan berita yang akan ditulis.
Setelah menembus kemacetan yang cukup parah, bus yang membawa para peserta workshop akhirnya tiba di Museum KAA. Di tempat yang dulu menjadi arena bertemunya para pemimpin negara-negara di Asia dan Afrika yang rata-rata baru memeroleh kemerdekaannya dan menghasilkan piagam Dasasila Bandung, para peserta diajak menonton film dokumenter terkait sejarah perjuangan Indonesia serta berkeliling melihat-lihat seisi museum.
Di antara para pengunjung lain yang pada hari itu terbilang padat, para peserta workshop juga berebut mencari objek menarik untuk ditulis menjadi berita. Mulai dari pedagang, pengamen, hingga badut dan anime yang beroperasi di sekitar museum tak luput dari cegatan para peserta untuk dimintai wawancara dan foto.
Trip ke Museum KAA menjadi sesi akhir workshop hari pertama. Di hari kedua, peserta kembali ke kelas dengan membawa tulisan hasil trip di Museum KAA. Dalam kesempatan ini dilakukan evaluasi atas hasil peliputan para peserta. Sebanyak lima peserta mendapat penilaian baik sebagai karya tulis berbentuk feature. Begitu juga untuk tugas kelompok, dipilih lima kelompok terbaik. Sebagai bentuk apresiasi, diberikan cinderamata bagi peserta dengan tulisan terbaik. (dvt)