Tabanan Kerja Sama dengan Pusdiklat PERPAMSI DPD Kalbar
Nota kesepahaman kerja sama antara PDAM Kabupaten Tabanan dengan Pusdiklat PERPAMSI DPD Kalbar tersebut ditandatangani oleh kedua pihak, yakni Ketua PERPAMSI DPD Kalbar Afandi dan Direktur PDAM Tirta Amertha Buana Kabupaten Tabanan Ida Bagus Oka Sedana. Penandatanganan yang juga disaksikan beberapa direksi PDAM se-Kalbar, dilakukan di PDAM Kota Pontianak, 11 Januari 2016.
Nota kesepahaman dimaksudkan untuk melakukan kerja sama bantuan teknis (Bantek) dengan tujuan meningkatkan kemampuan staf PDAM Tabanan dalam menangani teknis pemetaan jaringan dan perhitungan hidrolis pipa. Disamping itu, Pusdiklat PERPAMSI DPD Kalbar akan melakukan transfer teknologi sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan PDAM Tabanan.
Terobosan untuk menjalin kerja sama secara teknis dengan Pusdiklat PERPAMSI DPD Kalbar sebenarnya sudah sejak lama dilirik PDAM Tabanan. Pada awalnya sekitar tahun 2012 mereka mengirimkan beberapa orang staf bagian distribusi untuk mengikuti pelatihan Non Revenue Water (NRW). Dari pelatihan tersebut mereka tertarik untuk ikut sejumlah pelatihan lainnya terutama yang berkaitan dengan kegiatan distribusi. Setelah melalui pertimbangan dan evaluasi internal, manajemen PDAM Tabanan menyadari pentingnya membangun data jaringan perpipaan yang terintegrasi dengan teknologi aplikasi ArcGis.
“Harapan kami dengan kerja sama seperti ini PDAM Tabanan bisa lebih efektif membangun data GIS sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai,” terang dan Direktur PDAM Kabupaten Tabanan Ida Bagus Oka Sedana seusai penandatanganan MoU.
Hal senada juga disampaikan Ketua PERPAMSI DPD Kalbar yang juga Direktur Utama PDAM Kota Pontiank, Afandi. Lebih dari itu, ia berharap kerja sama yang telah diikat dengan sebuah nota kesepahaman seperti saat ini tidak sekadar komitmen di atas kertas saja, namun bisa segera diwujudkan dan berkembang pada bidang-bidang lainnya. “Kami menyadari, PDAM Pontianak maju dan berkembang seperti saat ini tidak ujuk-ujuk jadi atau simsalabin terwujud seperti cerita di zaman Abu Nawas,” katanya.
Dilanjutkan Afandi, PDAM Pontianak telah merintis bermacam kerja sama yang salah satunya dengan lembaga air minum dari Belanda bernama OASEN. Kerja sama yang dibangun bersama OASEN, secara bertahap dan pelan tapi pasti telah membuka wawasan serta pemahaman yang lebih luas tentang dunia pengolahan dan pelayanan air bersih.
Sebagai lembaga air minum yang sudah sangat maju di Belanda, OASEN tidak serta merta memberi bantuan dana atau peralatan yang serba canggih seperti yang digunakan di negara mereka. Untuk mengatasi permasalah tingginya angka kebocoran di PDAM Pontianak kala itu, OASEN justru mendatangkan tenaga ahli perpipaan untuk melatih para tukang ledeng, bagaimana cara menyambung pipa yang benar agar tidak bocor saat diberi tekanan air.
“Transfer pengetahuan tentang pemasangan dan penyambungan pipa seperti yang dilakukan OASEN itu, sampai sekarang masih diteruskan dalam wujud pelatihan di Pusdiklat PERPAMSI DPD Kalbar,” ujar Afandi. (Yusuf Soufi/Staf DPD Kalbar)