PDAM Wai Tipalayo Membangun Sinergi dan Kerja Sama

Perkembangan yang dicapainya PDAM Wai Tipalayo dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan. Sebagai perbandingan, menurut Direktur PDAM Wai Tipalayo Kabupaten Polewali Mandar Fadhly Anwar, selama tiga dasawarsa yakni dari 1981 hingga 2011 perkembangan cakupan pelayanan berjalan sangat lamban, yakni hanya 9.100 SR, itupun masih terdapat sekitar 2.500 SR yang tidak aktif. Namun sejak akhir tahun 2012 hingga Oktober 2016, sudah tercatat sebanyak 16.750 SR.

“Artinya dalam kurun waktu lima tahun, terjadi pertumbuhan jumlah pelanggan yang cukup pesat, yakni sekitar 84 persen dibandingkan 30 tahun sebelumnya,” ungkap Fadly Anwar, sosok yang mulai menakhodai PDAM Wai Tiplayo sejak 2012.

Selain fokus pada perbaikan SDM, Fadhly menyebut, salah satu kunci pembenahan yang ia lakukan yakni aktif membangun hubungan dengan berbagai pihak, baik di tingkat daerah, provinsi maupun pusat di Jakarta. Di tingkat daerah, ia termasuk rajin berkoordinasi secara rutin dengan Satker PSPAM Provinsi Sulawesi Barat dan juga Balai Wilayah Sungai Sulawesi III.

Terkait pengembangan pola pengelolaan dengan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, pihaknya meminta bimbingan teknis kepada BPKP Perwakilan Provinsi Sulbar dalam hal penyusunan Coorporate Plan, Pedoman Tata Kelola Perusahaan (Code of Corporate Governance), dan Code of Conduct.  Sedangkan dalam bidang hukum perdata dan tata usaha negara, PDAM Wai Tipalayo  juga telah melakukan kerja sama dengan Kejaksaan Negeri Polewali sejak Februari 2016 lalu.

 Menurut Fadhly, sebelumnya yakni sejak tahun 2014, pihaknya juga telah mencoba melibatkan stakeholder lainnya yakni pelanggan dalam upaya pengembangan kualitas pelayanan ditandai dengan terbentuknya Forum Pelanggan yang keanggotaannya secara sukarela tergabung dari berbagai profesi, seperti PNS maupun pensiunan, kalangan dunia usaha, wartawan, LSM, akademisi, dan lainnya yang juga secara kebetulan dari berbagi wilayah pelayanan, tetapi semua adalah pelanggan PDAM.

“Meski tidak seaktif sebelumya, masih sering ada anggota forum yang rajin menyampaikan saran dan informasi kebocaran pipa yang ditemukannya kepada bagian pengaduan, baik datang langsung ke kantor maupun melalui fasilitas pelayanan pelanggan yang tersedia,” tambah  Syamsu Alam, staf PDAM Wai Tipalayo yang juga Admin IT dan PDE.

Fasilitas pelayanan dan pengaduan pelanggan yang dimaksudkannya adalah website info pelanggan, SMS Gateway, facebook, dan medsos lainnya. Selain itu, untuk memudahkan pelanggan dalam pembayaran bulanan tagihan rekening air, sejak tahun 2013 PDAM Wai Tipalayo sudah menjalin kerja sama online payment dengan pihak ketiga, di antaranya PT Pos, Bank Muammalat, Bank Syariah Mandiri, dan bentuk PPOB mitra kerja Bank Bukopin.

“Atas kerja keras dan perjuangan seluruh karyawan, alhamdulillah untuk pertama kalinya sejak PDAM Wai Tipalayo  ada (setelah 33 tahun) akhirnya pada tahun 2014 sudah mulai memperoleh laba bagi perusahaan. Selanjutnya pada tahun 2015 ada penambahan laba lagi hingga 15,60 persen,” ungkap Fadhly Anwar. Ia menambahkan, terkait kinerja keuangan, opini auditor terhadap PDAM Wai Tipalayo adalah Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) sejak tahun 2012. Di samping itu, lanjut Fadhly, atas pendampingan BPPSPAM dan dukungan Ditpam-DJCK, tarif air PDAM Wai Tipalayo juga sudah full cost recovery (hasil audit tahun 2015). Padahal belum pernah ada kenaikan tarif air minum sejak tahun 2009. (AZ)