PDAM Tirta Daroy Butuh Dukungan Riil

Menurut Direktur Utama PDAM Tirta Daroy Kota Banda Aceh T. Novizal Aiyub, di hari ulang tahun Tirta Daroy ke-43, tentu sudah banyak yang dilakukan jajarannya walaupun mungkin belum seperti harapan orang-orang. Tetapi bagaimanapun, para direksi bersama segenap karyawan bertekad untuk menyukseskan apa yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Kota Banda Aceh, yaitu menuntaskan permasalahan air di Kota Banda Aceh di pengujung tahun 2019 nanti.

“Tentunya kami juga butuh dukungan dari seluruh stakeholder, termasuk juga dari DPRD Kota Banda Aceh. Kami sadar, kami memikul harapan besar dari banyak pihak, terutama dari pemilik dan juga masyarakat pelanggan. Tetapi tentu kami tidak akan mampu memenuhi harapan itu tanpa dukungan sepenuhnya dari pemilik dan stakeholder lainnya. Untuk diketahui, dalam dua tahun ke depan, kita setidaknya butuh investasi antara 20-30 miliar rupiah. Dengan demikian, apa yang menjadi harapan kita bersama dapat segera diwujudkan,” beber Aiyub di Banda Aceh, 24 Februari 2018 lalu.

Dikatakan, kemampuan PDAM Tirta Daroy sangat terbatas. Pihaknya bersyukur di pengujung tahun 2017 mereka sudah diizinkan untuk melakukan penyesuaian tarif. Hal ini berdampak sangat signifikan terhadap kinerja dan keuangan PDAM. Dengan demikian, penghargaan terhadap karyawan bisa lebih baik lagi. Karena itu, Aiyub berharap para karyawan dapat menjawab penghargaan yang lebih baik ini dengan menunjukkan kinerja yang juga betul-betul optimal.

Sebenarnya tahun 2020 yang ditargetkan oleh Wali Kota Banda Aceh untuk menuntaskan sudah cukup sempit, tinggal 20 bulan saja. Namun, ujar Aiyub, ia bisa mengatakan bahwa sebenarnya Banda Aceh tidak bisa juga dikatakan “paceklik air” seperti istilah Pak Wali Kota. Sebab, pada kenyataannya, dalam skala nasional PDAM Tirta Daroy masuk ke dalam salah satu PDAM dengan pelayanan air minum terbaik kedua dengan cakupan pelayanan hampir mencapai 90 persen. Angka ini sudah melebihi target MDG yang hanya 80 persen. Hal ini juga dibuktikan dengan penghargaan PERPAMSI Award 2017 untuk kategori Pelayanan Terbaik ke-2 PDAM dengan jumlah penduduk 200.000-500.000 jiwa.

Namun, karena tingkat kehidupan di Banda Aceh yang relatif tinggi jika dibandingkan dengan daerah lain, ia memaklumi jika tuntutan pun menjadi lebih besar. Selain itu, Kota Banda Aceh juga sangat tergantung dengan pasokan air dari PDAM sehingga wajar jika tuntutan itu begitu besar.

Dilanjutkan Aiyub, kalaupun ada masalah besar yang sekarang masih menggajal adalah pasokan air baku yang hanya satu-satunya, yaitu dari Krueng Aceh (Sungai Aceh). Itu pun kondisinya sudah sangat mengkhawatirkan karena maraknya usaha galian C dan juga penebangan hutan di bagian hulu sehingga kualitas air baku menjadi rendah.

“Untuk itu, sekali lagi kami mengharapkan dukungan riil dari semua pihak, terutama pemilik dengan penyertaan modal yang cukup. Karena apa yang menjadi target kita bersama rasanya hanya akan menjadi mimpi jika tidak dibarengi dengan permodalan yang cukup,” harap Aiyub. RS