PDAM Tirta Asasta Kota Depok Siap Disuntik PMP Rp 499 Miliar
Kebijakan pemberian Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) Kota Depok kepada PDAM Tirta Asasta sudah tertuang dalam Perda Nomor 3 Tahun 2016 tentang Penambahan Penyertaan Modal Pemerintah Kota Depok kepada PDAM Tirta Asasta. “Tiap tahun rata-rata kami menganggarkan Rp 100 miliar untuk tambahan modal PDAM dalam rangka pelayanan dan penyelenggaraan air minum,” ungkap Sekretaris Daerah Kota Depok Harry Prihanto, Senin (5/9) lalu.
Boleh jadi ini adalah angka terbesar PMP yang diberikan kepada PDAM. Bagi Harry yang juga Ketua Dewan Pengawas PDAM Tirta Asasta, pemberian PMP menunjukkan komitmen tinggi Pemkot Depok terhadap pelayanan air minum masyarakat Depok yang berjumlah sekitar 2 juta jiwa (2014). Terlebih bila melihat baru sekitar 265 ribu warga Kota Depok (13 persen cakupan pelayanan) yang menikmati layanan PDAM Tirta Asasta.
“Saya melihat PDAM ini bahasa kerennya masih penuh harapan dan punya masa depan. Secara kemasyarakatan PDAM sangat dibutuhkan untuk pelayanan dasar. Alhamdulillah sejak awal pendirian sampai sekarang, trend-nya selalu positif walaupun di tengah jalan ada kendala-kendala, tetapi kita anggap sebagai ujian untuk meningkatkan pelayanan,” beber Harry.
Menunggu Komitmen Pusat
Cakupan pelayanan PDAM Tirta Asasta yang relatif masih kecil yakni 13 persen, menjadi salah satu titik tolak dari upaya dan komitmen bersama para stakeholder dalam memberikan pelayanan air minum kepada masyarakat Kota Depok. Berkat sinergi bersama pihak PDAM, badan pengawas, pemerintah kota dan dewan, terbangunlah komitmen untuk mendukung PDAM Tirta Asasta dalam bentuk PMP sebesar Rp 499 miliar.
Namun, menurut Direktur Utama PDAM Tirta Asasta Muhamad Olik Abdul Holik, sebenarnya pihaknya membutuhkan pendanaan tak kurang dari Rp 1,4 triliun dalam periode 2015-2020. Skenario sumber pembiayaan yang mencapai Rp 1,4 triliun tersebut yakni APBN Rp 677 miliar, APBD Provinsi Rp 50 miliar, APBD Kota Rp 499 miliar, PDAM Rp 201 miliar, swasta/pinjaman Rp 50 miliar.
Dengan dana sebesar tersebut, pihak Tirta Asasta menargetkan di tahun 2020 bisa menambah pelanggan menjadi sekitar 117 ribu (saat ini 55 ribu pelanggan) sehingga menjadi 172 ribu pelanggan pada tahun 2020 atau cakupan pelayanan menjadi sebesar 35 persen. “Alhamdulillah komitmen dari Pemkot Depok sudah ada dengan terbitnya Perda Nomor 3 Tahun 2016. Jadi dari Rp 499 miliar, tahun ini sudah direalisasikan sebesar Rp 125 miliar, sisanya tiap tahun akan direalisasikan sekitar Rp 100 miliar,” terang Olik.
Dikatakannya, dana tersebut digunakan untuk berbagai keperluan menambah cakupan pelayanan mulai unit air baku, produksi (rehabilitasi/uprating dan pembangunan baru), jaringan distribusi utama (JDU), pipa distribusi, pemasangan sambungan baru dan pemasangan meter konsumen. Untuk unit produksi yakni uprating IPA Citayam sebesar 100 menjadi 300 l/d, uprating IPA Legong 2 sebesar 100 menjadi 300 l/d, pembangunan IPA Pesanggrahan kapasitas 300 l/d, uprating IPA Legong 1 sebesar 330-1.000 l/d, uprating IPA Kali Angke sebesar 100 menjadi 200 l/d, hingga pembelian air curah dari PDAM Kabupaten Bogor sebesar 110 l/d.
Masih menurut Olik, untuk APBN tahun ini pihaknya sudah mendapatkan bantuan Rp 90 miliar (baik dalam bentuk program maupun bantuan keuangan). Untuk kerja sama dengan swasta dan pinjaman perbankan masih terus dijajagi pihak Tirta Asasta. Namun, untuk ke pusat (Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR) pihaknya sudah mengajukan proposal sebesar kurang lebih Rp 140 miliar. “Tapi sampai saat ini belum ada tanggapan,” keluh Olik.
Mengenai hal ini, seperti ditambahkan Direktur Umum PDAM Tirta Asasta Ee Sulaeman, pihak PDAM sangat berharap Ditjen Cipta Karya bisa segera merealisasikan proposal yang sudah diajukan pihaknya. Terlebih pihak Pemkot Depok sudah menunjukkan komitmennya melalui Perda PMP yang telah terbit. “Kan, katanya begitu. Kalau daerah sudah menunjukkan komitmennya, pusat juga akan menunjukkan komitmennya juga. Apalagi, setahu saya, PMP dari Pemkot Depok sebesar Rp 499 miliar untuk PDAM Tirta Asasta itu adalah PMP terbesar di Indonesia,” ucap Ee Sulaeman. (AZ)