PDAM Bangka Tanggulangi Tanggul yang Nyaris Jebol
Banjir yang melanda Pulau Bangka bertepatan dengan perayaan Tahun Baru Imlek, awal Februari lalu, mengakibatkan semua pihak ikut sibuk, termasuk jajaran PDAM Tirta Bangka Kabupaten Bangka. Bahkan salah satu sumber air baku PDAM Tirta Bangka yang cukup vital, Kolong Dam 1, nyaris jebol bila pihak PDAM (dengan dibantu aparat dan warga setempat) tidak ikut turun tangan menanggulangi.
Saking vitalnya, Bupati Bangka Tarmizi, sampai harus turun langsung meninjau Dam 1. Kepada Direktur PDAM Tirta Bangka Welllindra Bashir dan jajarannya yang sudah standby di lokasi sejak awal, bupati sempat menginstruksikan untuk fokus memantau dan melaporkan perkembangan kondisi Dam 1. “Kalau sampai jebol Dam 1 ini, Kota Sungailiat bisa terendam. Bila situasinya mendesak, buka dengan paksa pintu air,” ujar Bupati Tarmizi, seperti disampaikan Wellindra kepada Majalah Air Minum, baru-baru ini.
Sebagaimana diketahui, Dam 1 yang memiliki luas hampir 24 hektare adalah sumber air baku utama PDAM Tirta Bangka. Menurut Wellindra, awalnya Dam 1 bukan skala prioritas karena kondisi air masih normal. Semua penduduk dan pemerintah fokus dengan keadaan di lokasi banjir, terutama dalam kota. Namun, setelah hujan turun selama kurang lebih empat jam tanpa henti, pihaknya terkaget-kaget menyaksikan jempatan pipa di Tambang 23 Sungailiat sudah digenangi air, bahkan air sudah meluap ke jalan dan rumah penduduk. “Di sepanjang tanggul rembesan air sudah mulai meluap,” katanya.
Beruntung, pihak PDAM tidak bekerja sendiri dalam penanganan meluapnya Dam 1. Para pihak terkait, bahkan pejabat seperti wakil bupati, sekda, anggota dewan, koramil, polsek dan aparatur lainnya, ikut terjun ke lapangan. Setelah berkoordinasi, akhirnya situasi di Dam 1 yang sangat dikhawatirkan Bupati Tarmizi berangsur-angsur bisa dikuasai.
“Siang dan malam kami ikut terlibat, melalui Tim Peduli Banjir PDAM Tirta Bangka yang saya bentuk. Alhamdulillah, dengan sigap dan penuh rasa tanggung jawab kami dapat mengendalikan pintu air di Dam 1, didukung dengan tim lain dari koramil, polsek, serta perangkat desa dan warga Desa Penyamun, Kecamatan Pemali,” ungkap Wellindra.
“Jujur, saya nyaris lemas. Kalau Dam 1 jebol, semuanya hancur. Selaku perpanjangantangan bupati di PDAM, saya ditugasi ikut menjaga dan mengawasi Dam 1. Kalau sampai jebol tanggulnya, entah apa jadinya,” tambah Wellindra yang dikenal sebagai sosok direktur PDAM yang gemar bekerja di lapangan (blusukan).
Banjir yang melanda Kabupaten Bangka selama dua hari itu, tak urung membuat pelayanan PDAM Tirta Bangka sedikit terganggu. Tak hanya sumber Kolong Dam 1 yang produksinya sempat terhenti karena pompa intake kapasitas 40 liter per detik terendam air, sumber air baku PDAM Tirta Bangka lainnya, yakni Kolong Pasir Mera Cabang Belinyu juga sempat luluhlantak diterjang banjir. Beruntung, sejumlah infrastruktur PDAM seperti rumah pompa bisa terselamatkan karena posisinya yang agak tinggi.
Menurut Wellindra, untuk Kolong Pasir Mera Cabang Belinyu, pihaknya dengan sigap langsung beraksi melakukan pendataan dan menghitung kerugian, berapa panjang tanggul jebol, dan berapa panjang saluran tertutup. “Alhamdulillah tim perencanaan langsung bekerja. Setelah itu kami langsung mendatangkan eskavator dua unit ke lokasi. Ini adalah pengalaman penting buat kami dalam menghadapi kejadian di luar perkiraan (musibah banjir),” tutur Wellindra.
Meski dua sumber air baku utama PDAM Tirta Bangka sempat berhenti beroperasi, namun jajaran PDAM tetap memberikan pelayanan dan bantuan suplai air baku untuk masyarakat yang tertimpa musibah. Dalam dua hari tersebut, mobil tangki PDAM Tirta Bangka hilir-mudik mengalirkan air bersih di area-area yang terdampak banjir. Air disuplai dari beberapa IPA PDAM Tirta Bangka yang tidak terdampak banjir.
Akibat banjir, menurut Wellindra, selain pelajaran dalam mengantisipasi dan menghadapi bencana, pihak PDAM Tirta Bangka juga mengalami kerugian secara materil. Menurut perkiraan sementara ini, tak kurang Rp 500 juta harus dibayar PDAM Tirta Bangka untuk pemulihan dan perbaikan infrastruktur yang terdampak banjir. Angka ini tentu akan lebih besar bila fasilitas dan rumah karyawan yang juga terdampak banjir ikut dihitung. (AZ)