Koalisi Tukang Ledeng

Oleh Anwari Natari

Pemerhati dunia perairminuman, editor bahasa Majalah Air Minum dan Program Manager OneWorld Indonesia (lembaga pemerhati kebijakan publik)

 

Parpol (partai politik) sudah mulai saling menjajaki koalisi. Tidak peduli apakah partai yang diajak berkoalisi sekarang sedang jadi teman atau lawan dalam politik; sedang di kubu pemerintah atau kubu opisisi. Tentu kita tahu, dalam politik tidak ada kawan-lawan abadi. Yang abadi hanyalah kepentingan untuk berkuasa.

Tak heran, sebulan ini kita sudah dapat menyaksikan sejumlah akrobat politik. Dua kubu yang di mata masyarakat saling berlawanan ternyata sedang menjajaki perkawanan. Penyerahan nama capres baru dibuka setahun lebih lagi, yakni 7 September 2023. Namun, upaya saling menjajaki sudah dimulai 1-2 bulan ini.

Sejauh ini, akrobat paling menarik dipertontonkan oleh Partai Nasdem. Partai biru ini mengawinkan dua tokoh yang terang benderang mewakili dua kubu politik yang berlawanan, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Klaim Nasdem adalah demi perdamaian di tengah polarisasi di masyarakat yang masih tajam.

Kita tahu, dalam dunia politik, tujuan yang resmi disampaikan di depan publik belum tentu sama dengan tujuan aslinya. Bukan hal tabu, memang itulah tujuan utama politik. Apa pun demi kekuasaan. Para pengamat politik mungkin tidak terkejut, meskipun tidak menduga.

Namun, sebagian besar masyarakat di bawah dibuat terheran-heran. Setidaknya hal ini dapat kita pantau dari percakapan di media sosial, masih banyak warganet yang belum mafhum soal akrobat politik, kawan bisa menjadi lawan, dan sebaliknya. Di atas sedang berangkulan, di bawah masih berbaku hantam.

Memang, sejak Pilpres 2014, lalu diperparah Pilkada DKI 2017, hingga kini polarisasi di masyarakat tak juga menunjukkan tanda akan mereda. Masyarakat saling melempar narasi, bahkan saling hina, sambil sesekali menonton pertunjukan penjajakan koalisi partai-partai, termasuk antarpartai yang selama ini tampak berseberangan.

Tukang ledeng jangan sampai terjebak dalam pusaran polarisasi atau kubangan permusuhan.

Posisi tukang ledeng

Di sinilah pentingnya tukang ledeng menentukan posisi. Awak tukang ledeng jangan sampai terjebak dalam pusaran polarisasi atau kubangan permusuhan. Sebaliknya, kita harus menjadi pengingat adanya musuh bersama masyarakat, misalnya penyakit akibat penggunaan air yang tak layak. Di saat kubu-kubu politik saling klaim keberhasilan, saling tuding kegagalan, kita mengingatkan masyarakat untuk hidup saling mengingatkan soal kesehatan.

Menurut data sementara BPS (Badan Pusat Statistik), pada 2020, jumlah pegawai perusahaan air bersih di Indonesia mencapai 58.637 orang. Setengahnya saja sudah sangat banyak jika mau sesekali ikut mengampanyekan gerakan hidup sehat, khususnya melalui pemakaian air bersih. Kepada para pembuat kebijakan, kita bisa ikut mendorong mereka untuk berkomitmen mengupayakan akses air bersih kepada masyarakat belum memilikinya.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI memberikan masa selama 75 hari bagi parpol untuk berkampanye, yakni mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024. Dalam masa ini, tensi politik di kalangan atas dan di kalangan bawah biasanya memanas. Pada masa inilah sedapat mungkin tukang ledeng ikut berperan meredakan tensi. Jangan ikut pada kubangan politik negatif, apalagi politik identitas.

Setiap individu tukang ledeng, misalnya melalui medsos masing-masing, ikut mengimbau masyarakat untuk fokus pada visi-misi serta relevan dan realistisnya solusi yang ditawarkan peserta pemilu. Bahkan, kita dapat bantu memantau peserta pemilu yang memiliki komitmen kuat pada kesehatan masyarakat, dengan akses air minum sebagai faktor penting yang diangkatnya.

Tukang ledeng dapat berperan serta untuk mempertanyakan komitmen peserta pemilu pada HAM (hak asasi manusia) atas air bersih. Mana peserta pemilu yang mengangkat masalah air minum? Apakah tetap hanya mengangkat isu populer? Tukang ledeng menjadi agen kampanye yang mempertanyakan komitmen peserta pemilu terkait HAM atas air bersih.

 

Koalisi tukang ledeng

Pada masa sekarang hingga last minute nanti, parpol bisa saja kembali berakrobat berganti koalisi. Tetapi, tukang ledeng harus setia berkoalisi dengan pelanggan. Tukang ledeng dan masyarakat bekerja sama untuk mewujudkan pemenuhan HAM atas air bersih.

Sebagai bentuk komitmen berkoalisi, tukang ledeng harus membangun iklim berbagi kepentingan dan kekuasaan bagi pelanggan. Berbagi kepentingan, pelanggan memiliki kepentingan untuk hidup sehat dengan kemudahan akses air minum yang berkualitas dan berkelanjutan. Berbagi kekuasaan, pelanggan diberi kekuasaan untuk memberikan saran, kritik, atau keluhan dengan cara yang mudah dan cepat.

Dengan koalisi, tukang ledeng menjalin hubungan yang lebih erat dengan pelanggan, bukan hanya sekadar berkomunikasi. Dengan komunikasi dan diskusi yang intensif, kita tak boleh bosan untuk terus meminta masukan dan kritik dari pelanggan. Lebih bagus, kita selalu meminta pelanggan untuk tak ragu menyampaikan keluhan. Misi “politik” tukang ledeng adalah memberikan pelayanan terbaik dan terus lebih baik. Visinya adalah masyarakat yang sehat karena terpenuhi HAM atas air minum. Sehingga, tercapai tidaknya prinsip K3 (kualitas, kuantitas, dan kontinuitas) harus menjadi kegelisahan tukang ledeng.

Serentak dengan pemilihan gubernur, pemilihan bupati/wali kota dilaksanakan pada Rabu, 27 November 2024. Sewajarnya, setiap insan tukang ledeng menentukan pilihannya masing-masing. Dari sekian pertimbangan atau alasan, ada baiknya melihat komitmen calon bupati/wali kota pada kesehatan masyarakat, terutama melalui pemenuhan HAM atas air minum. Idealnya, tukang ledeng tidak peduli siapa nanti yang menjadi pemenang pemilu selama sama-sama ingin memenangkan HAM atas air minum.

Jadi, BUMD AM adalah perpanjangan tangan wali kota/bupati dengan kapasitasnya sebagai kepala deaerah, bukan sebagai kader parpol. Bukan apa-apa, seperti kata Winston Churchill, sebagian politikus mengubah partai mereka demi prinsipnya. Sebagian politikus lainnya mengubah prinsip demi partainya.” Karena itu, tukang ledeng harus berkoalisi dengan kepala daerahnya yang punya prinsip teguh dalam hal pemenuhan HAM atas air minum, dari kader partai mana pun kepala daerahnya.

Seperti halnya parpol, pihak yang diajak berkoalisi tidak hanya 1-2 pihak. Begitupun dengan tukang ledeng, pihak yang digandeng untuk berkoalisi tentu bukan hanya pelanggan dan kepala daerah. Kalangan akademisi, aktivis kesehatan masyarakat, ahli teknologi perairminuman, organisasi masyarakat sipil, lembaga internasional, dan semacamnya adalah mitra strategis untuk masuk dalam koalisi kita. Koalisi memenangkan HAM atas air minum bagi masyarakat.

Tulisan sudah ditayangkan di Majalah Air Minum Digital Edisi Nomor 322 Juli 2022
klik: http://www.majalahdigital.web.id (berlangganan)