Hibah Sanitasi PDAM Kota Bandung Dilanjutkan
Menurut Minister Consellor of Economic, Infrastructure and Governance dari Kedubes Australia Steven Barraclough, PDAM Tirtawening dan Pemerintah Kota Bandung adalah kota terbaik di seluruh Indonesia dalam bidang pengelolaan air limbah. Pendapat ini ia kemukakan dari hasil evaluasi hibah sanitasi Pemerintah Australia melalui program Indonesia Infrastructure Initiative (IndII) pada tahun 2015, dimana sebanyak 3.100 sambungan air limbah sudah dilaksanakan dengan baik.
“Kota Bandung (melalui PDAM Tirtawening) sudah berhasil memasangkan lebih dari tiga ribu sambungan rumah untuk air limbah dengan baik. Hal ini menunjukkan perhatian pemerintahnya terhadap kesehatan masyarakat sangat baik. Hatur nuhun,” ujar Steven di Ruang Rapat Pendopo Kota Bandung, Jl. Dalem Kaum, Selasa (15/03/2016). Dalam kesempatan tersebut hadir Wali Kota Bandung Ridwan Kamil dan Direktur Utama PDAM Tirta Wening Sonny Salimi, didampingi Direktur Air Limbah Boy Tagajagawani.
Atas dasar komitmen terhadap program dan kesehatan masyarakat tersebut, pihak Pemerintah Australia melalui IndII memberikan penghargaan kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Tak hanya itu, pihak Pemerintah Australia juga akan menambah hibah sanitasi di Kota Bandung sebanyak 2.500 sambungan baru di tahun 2016. “Saya melihat peraturan yang berlaku di sini sangat kondusif, wali kotanya juga sangat inovatif. Sehingga saya menilai Kota Bandung adalah kota terbaik dalam pengelolan air limbahnya,” ujar Steven.
Atas bantuan, apresiasi dan penghargaan yang diberikan Pemerintah Australia, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil tak lupa mengucapkan banyak terima kasih dan berharap program ini tetap berlanjut. Ia juga menilai, PDAM Tirtawening telah memperlihatkan performa terbaiknya dengan bekerja profesional, kerjanya cepat, target tercapai, transparan, konstruksi fisik bagus dan yang lainnya. “Sehingga Pemerintah Australia akan menambahi bantuannya karena melebihi ekspektasi,” ujar sosok yang akrab disapa Kang Emil.
Direktur Utama PDAM Tirtawening Sonny Salimi melaporkan, pengelolaan air limbah domestik menjadi salah satu tugas pokok pihaknya sesuai Peraturan Wali Kota Bandung Nomor 236 Tahun 2009. Saat ini cakupan pelayanan limbah (tahun 2015) sebesar 69 persen yang terdiri dari 40 persen off-site system berupa jaringan perpipaan dan 29 persen on-site system dengan septic tank indiviual/komunal. Adapun target cakupan pelayanan tahun 2016 sebesar 77 persen (off-site 43 persen dan on-site 34 persen).
Pada program hibah sanitasi IndII di tahun 2015 yang diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pihaknya sudah merealisasikan sebanyak 3.100 sambungan rumah, yang mencakup 13 kelurahan dan 9 kecamatan di Kota Bandung. Sonny juga melaporkan, saat ini ada rencana dari salah satu perusahaan tekstil yang berlokasi di Cisirung, Kabupaten Bandung, yang akan membeli air hasil olahan dari IPAL Bojongsoang sebanyak 9.000 meter kubik per hari. Selama ini air hasil olahan di IPAL tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal alias terbuang begitu saja ke badan-badan air. “Saat ini sedang kami lakukan penjajakan (termasuk soal tarif) dengan calon pembeli,” jelas Sonny. (AZ)