Focus Group Discussion PERPAMSI dengan Tamin Zakaria Amin
Akan tetapi, kondisi perairminuman Indonesia masih berada pada kondisi yang belum memuaskan. Ini ditandai dengan kinerja PDAM yang masih belum memuaskan, bahkan dalam empat tahun belakangan terjadi stagnasi kualitas kinerja. Faktor-faktor penyebabnya banyak, di antaranya kurangnya orientasi komersial, masih terjadinya inefisiensi (tingkat kehilangan air tinggi), rendahnya cakupan pelayanan, serta tarif air yang masih di bawah ongkos produksi.
Kenyataan tersebut terpapar dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Peran Kewirausahaan Strategis, Kemampuan Dinamis dan Kebijakan Pemerintah dalam Meningkatkan Kinerja PDAM di Indonesia” yang digelar PERPAMSI di Graha PERPAMSI, Jakarta, 8 November. Narasumber tunggal yakni Dr. Tamin M. Zakaria dan dipandu Tenaga Ahli PERPAMSI Agus Sunara.
Dalam diskusi yang dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari PDAM di sekitar Jabodetabek, Tamin mengungkapkan sejumlah hipotesis yang dia temukan dalam penelitiannya. Mantan Ketua BPPSPAM tersebut di antaranya menyoroti masalah kewirausahaan strategis dan kemampuan dinamis yang sedikit banyak mempengaruhi kinerja PDAM.
Dalam penjelasannya, Tamin mengatakan bahwa kewirausahaan strategis adalah tindakan kewirausahaan dalam perspektif strategis yaitu mengidentifikasi peluang, memanfaatkan peluang untuk penciptaan nilai menuju kinerja unggul dalam jangka panjang. Sementara kemampuan dinamis lebih menyoroti bagaimana perusahaan memperbarui kompetensinya dalam rangka memperbaiki efektivitas dan efisiensi operasi rutinnya maupun mengembangkan cara baru dan pembaharuan dalam melaksanakan sesuatu untuk merespons pergeseran yang cepat dalam melakukan industri guna mengejar kinerja yang unggul dan berkesinambungan.
Namun demikian, dalam kesimpulan penelitiannya, Tamin menemukan bahwa yang jauh lebih berpengaruh terhadap kinerja PDAM adalah kemampuan dinamis yang dimiliki PDAM bersangkutan. “Kewirausahaan strategis rupanya tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja PDAM. Sementara kebijakan pemerintah turut memperkuat pengaruh secara bersama-sama kewirausahaan strategis dan kemampuan dinamis terhadap kinerja PDAM,” ujar Tamin.
Kesimpulan ini didapat Tamin setelah melakukan penelitian dengan cara menyebar kuesioner ke sekitar 50 persen PDAM di Indonesia. Ia berharap, melalui penelitian ini, salah satunya, PDAM-PDAM di Indonesia terus mendongkrak kinerjanya. Terlebih, dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma yang sangat mendasar. “Contoh, dulu pemerintah pusat bersifat membangun (infrastruktur), tapi sekarang lebih banyak mengelola kebijakan, fungsi capacity building, dan sebagainya. Karena itu, untuk soal kebijakan, misalnya, yang lebih tepat disoroti adalah kebijakan daerah karena hal itu berperan penting dalam menciptakan iklim usaha,” tutup Tamin. (Rsd)