Empat BUMD AM Siap Bersinergi Mendorong Peningkatan SDM Insan Air Minum
Salah satu faktor penting dalam mewujudkan target 100 persen pelayanan air minum tahun 2030 adalah meningkatkan kompetensi SDM bidang air minum, baik dalam perencanaan, pelaksanaan konstruksi, pengelolaan dan operasi, serta pemeliharaan. Kondisi saat ini ada dua lembaga yang secara berkala melakukan pelatihan, yaitu Balai Teknologi Air Minum (BTAM), lembaga di bawah Direktorat Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Kementerian PUPR. Serta Yayasan Pendidikan Tirta Dharma Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (YPTD-PAMSI). Selain itu, ada beberapa BUMD AM yang menyelenggarakan pelatihan, namun tidak berkala.
Salah satu strategi utama yang akan dilakukan melalui kolaborasi tersebut adalah meningkatkan kapasitas lembaga pelatihan yang sudah ada, serta meningkatkan jumlah lembaga pelatihan yang ada di BUMD AM. Langkah pertama yang sudah dilakukan adalah memberikan pembekalan untuk empat BUMD AM yang sudah memiliki ataupun yang berminat menjadi pusat pelatihan (training center) untuk mengembangkan pusat pelatihan yang dimiliki sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang SPAM.
Empat BUMD yang bakal didorong untuk berkolaborasi menjadi training center yakni Perumdam Tugu Tirta Kota Malang, Perumdam Tirta Kencana Kota Samarinda, Perumdam Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak, dan Perumdam Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang.
Perumdam Tirta Kencana Kota Samarinda
Direktur Utama Perumdam Tirta Kencana Noor Wahid Hasyim menjelaskan, pihaknya sudah melakukan kegiatan pelatihan dan membuat pusat pelatihan sejak 2017. Pelatihan berfokus pada beberapa bidang seperti produksi, distribusi, pelayanan masyarakat dan beberapa bidang SDM yang umum. Untuk manajemen air minum saat ini masih bekerja sama dengan YPTD-PAMSI.
“Tujuan dibentuknya pusat pelatihan ini adalah kami ingin menjadi bagian dari upaya mempercepat sertifikasi SDM BUMD AM. Sesuai dengan amanat undang-undang, kita harus on target pelaksanaan sertifikasi untuk seluruh BUMD AM,” jelas Noor Wahid.
Dikatakan, jumlah tenaga pelatih yang dimiliki Tirta Kencana saat ini kurang lebih 20-30 persen dari total pegawai yang dimiliki. Jumlah ini akan terus digenjot untuk bisa melatih lebih banyak SDM BUMD AM. “Untuk sertifikat pelatihan, kami sudah mengeluarkan, karena ada beberapa asesor di sini. Namun untuk sertifikasi muda, madya dan utama sesuai standar BNSP, kami mengeluarkan sertifikat melalui kerja sama dengan LSP-AMI dan LSP LDP YPTD-PAMSI,” tambah Noor Wahid.
Perumdam Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak
Tahun 2005 lalu Perumdam Tirta Khatulistiwa Kota Pontianak pernah bekerja sama dengan Oasen (perusahaan air minum Belanda), salah satunya adalah pembentukan pusat pelatihan. Tujuannya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas SDM air minum, terutama untuk wilayah Kalimantan Barat dan sekitarnya. Kemudian pihak Oasen ingin memperluas lingkup kerja sama tersebut, sehingga pusat pelatihan di Tirta Khatulistiwa dibubarkan dan dibentuk pusat pelatihan PD PERPAMSI Kalimantan Barat.
“Karena tenaga instruktur kami juga banyak dan ada tenaga penguji juga, maka tahun 2021 kemarin mulai membangun lagi pusat pelatihan khusus Perumdam Tirta Khatulistwa. Hal ini juga disambut baik oleh IUWASH, sehingga dibantu juga oleh mereka,” cerita Ardiansyah, Direktur Utama Perumdam Tirta Khatulistiwa.
Sampai saat ini, Tirta Khatulistiwa memiliki kurang lebih 15 tenaga instruktur dan tiga penguji tersertifikasi. Ardiansyah menambahkan, mereka ahli pada bidang non-revenue water (NRW), efisiensi energi, produksi dan distribusi, pelayanan, akuntansi, SAK-ETAP, teknologi informasi, dan GIS. Bahkan tenaga yang dimiliki oleh Perumdam Tirta Khatulistiwa biasa mengajar di level nasional.
Proses pembentukan ulang pusat pelatihan ini relatif cepat karena sudah pernah ada sebelumnya. “Tempat untuk pusat pelatihan dan peralatan untuk pelatihan sudah cukup lengkap, bantuan dari OASEN. Saat ini kami sedang mengurus izinnya, agar nanti pusat pelatihan ini bisa mengeluarkan sertifikat dan bisa melakukan sertifikasi,” tambah Ardiansyah.
Selain itu, dalam rangka persiapan pusat pelatihan yang rencananya dibuka Maret 2022 mendatang, Ardiansyah juga akan menambah jumlah tenaga pelatih dan penguji yang tersertifikasi melalui program-program sertifikasi yang sudah ada di Indonesia. Kemudian akan diklasifikasikan dan dibentuk tim yang secara struktur di bawah Divisi SDM Perumdam Tirta Khatulistiwa.
Perumdam Tugu Tirta Kota Malang
Mengawali adanya pemberian pelatihan pada tahun 2019, Perumdam Tugu Tirta Kota Malang mendapat kesempatan untuk turut dalam kolaborasi antar-instansi dalam meningkatkan kapasitas SDM BUMD AM. “Selama ini kami melakukan kegiatan memberikan pelatihan, tapi kami belum melembagakan kegiatan tersebut menjadi sebuah pusat pelatihan. Kami sudah merintis dan mensosialisasikan ke BUMD AM yang ada di Indonesia bahwa kami punya kompetensi untuk memberikan pelatihan dan pendampingan kepada teman-teman yang lain,” terang M. Nor Muhlas, Direktur Utama Perumdam Tugu Tirta.
Muhlas menyatakan awal terbentuknya lembaga pelatihan ini Tugu Tirta sebagai pelopor dalam membuat district meter area (DMA), pengembangan teknologi informasi, layanan berbasis TI, NRW dan sebagainya. “Untuk pelatihan pada beberapa bidang, misalnya SAK-ETAP, NRW, pengembangan TI berbasis layanan, manajemen aset, RPAM, IoT logger. Kebetulan di beberapa hal tersebut, kami adalah pelopor atau role model,” beber Muhlas.
Pengakuan itu, menurut Muhlas, membuat banyak pihak menganggap Tugu Tirta menjadi tempat yang paling layak untuk dijadikan tempat belajar. Kemudian dikembangkan menjadi bagian dari bisnis yang dikelola secara profesional oleh Perumdam Tugu Tirta. Hal ini sesuai dengan Perda Kota Malang Nomor 19 Tahun 2019 yang merupakan implementasi dari PP Nomor 54 Tahun 2017. Karena sudah menjadi perumda dan boleh menjalankan bisnis lainnya.
Langkah yang dilakukan oleh Perumdam Tugu Tirta dalam membangun pusat pelatihan adalah membentuk lembaga pusat pelatihan, menyusun rencana bisnis, penguatan kelembagaan dan pengembangan sistem. Dari sisi SDM, Tugu Tirta sudah memiliki kelayakan karena sudah memiliki banyak tenaga instruktur/trainer, bahkan ada sudah level master of trainer.
“Saat ini kami sedang mempersiapkan sertifikasi untuk pelatihnya, juga mensertifikasi lembaganya,” jelas Muhlas.
Perumdam Tirta Kerta Raharja Kabupaten Tangerang
BUMD AM keempat yang terpilih dalam program kolaborasi peningkatan kapasitas SDM BUMD AM adalah Perumdam Tirta Kerta Raharja (TKR) Kabupaten Tangerang. Menurut Sofyan Sapar, Direktur Utama Perumdam TKR, ada empat komponen yang menjadi acuan BUMD AM yang terpilih untuk membentuk pusat pelatihan.
Acuan pertama adalah tempat (tidak mesti permanen), bisa di hotel atau tempat yang lain dan saat ini Perumdam TKR sudah menyiapkan tempat. Kedua, tenaga pengajar. Sofyan mengakui masih dalam proses untuk menyiapkan tenaga pengajar yang bersertifikasi trainer of trainer (TOT). Saat ini ada empat instruktur di TKR yang baru saja mengantongi sertifikat TOT. Ketiga, punya lembaga asesor dan Perumdam TKR kami sudah mensertifikasikan dua orang SDM sebagai asesor. Keempat, silabus yang harus masuk dalam standar SKKNI, silabus ini nantinya dibuat oleh asesor.
Untuk tenaga pengajar, ia menjelaskan pusat pelatihannya nanti tidak harus dari Perumdam TKR. Bisa tenaga pengajar dari BUMD AM lain atau profesional lain yang bersertifikat TOT sesuai dengan kompetensinya dan materinya sesuai dengan standar yang ada di SKKNI. Ia mencontohkan misalnya untuk menyelenggarakan pelatihan NRW, maka tidak diharuskan Perumdam TKR NRW-nya kecil. Nantinya pusat pelatihan TKR akan mengundang tenaga pengajar dari BUMD AM atau perusahaan lain yang NRW-nya kecil atau mampu menurunkan NRW secara signifikan.
“Begitu konsepnya pusat pelatihan, tidak harus TKR unggul di bidang apa, baru bisa mengadakan pelatihan dengan tema tersebut. Jangan sampai ada pandangan pusat pelatihan Perumdam TKR nantinya tenaga pengajarnya hanya dari Perumdam TKR saja. Karena Perumdam TKR hanya fasilitatornya saja, malah bisa jadi pesertanya,” ujar Sofyan.
Saat ini Perumdam TKR sedang proses mendata siapa saja yang bisa mengajar di pusat pelatihan Perumdam TKR. Perumdam TKR juga akan melakukan uji coba tenaga pengajar yang terpilih di tahun pertama pusat pelatihan TKR. Caranya dengan menerjunkan tim peninjau saat pengajar memberikan pelatihan. Kalau dirasa kurang bagus maka akan dicari pengganti yang lain. Karena, menurut Sofyan, ada orang yang kompetensi dan pengetahuannya bagus, namun keterampilan mengajarnya kurang.
Rencananya, pusat pelatihan TKR ini akan diresmikan Maret 2022 mendatang. Namun sebelumnya Sofyan akan meminta tim dari TKR untuk membuat silabus terlebih dahulu, kemudian ditetapkan semua pengajar dan materinya harus sesuai dengan silabus yang dibuat tersebut. Proses itu diupayakan rampung pada Februari 2022 ini. Yang menjadi sasaran pertama pusat pelatihan ini adalah BUMD AM yang berada Provinsi Banten. Dengan adanya pusat pelatihan ini, Sofyan berharap kualitas SDM Perumdam TKR naik tingkat menjadi tersertifikasi dan sudah berkompetensi karena sudah diuji. RZ
Sumber: MAM Edisi Maret 2022