“Orang Ahok” Ikuti Pelatihan Manajemen Air Minum
Dengan perawakan putih bersih dan bermata sipit seperti kebanyakan warga keturunan Tionghoa, sepintas orang tidak akan menyangka bila Ronald Osmand, salah satu peserta Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Air Minum Tingkat Muda Angkatan 57 Berbasis Kompetensi, yang diselenggarakan YPTD PAMSI, di Hotel Grand Cempaka Jakarta, 9-13 Mei 2016, adalah karyawan PDAM atau akrab disapa tukang ledeng.
Ronald adalah utusan PAM Jaya dalam pelatihan itu. Kehadirannya membuat suasana kelas menjadi sedikit berbeda. Ia cukup menonjol baik secara penampilan maupun akademik. Mungkin karena penampilannya yang menonjol itulah, ia didaulat rekan-rekannya sesama peserta pelatihan yang total berjumlah 34 orang, untuk menjadi pemimpin atau ketua kelas.
Ronald, yang berlatar belakang Sarjana Teknik Kimia ITB tahun 2010, tercatat sebagai Staf Tenaga Ahli Penggabungan PAM Jaya dan PD PAL Jaya terhitung Maret 2016. Begitu keterangan yang ia ungkapkan saat memperkenalkan diri di hadapan rekan-rekannya. Karena itulah, ia pun mendapat sebutan atau panggilan akrab di kelas, “orang Ahok”.
Menurut Ronald, yang juga sempat mengenyam pendidikan S2 di Universitas Duisburg Essen di Jerman pada 2012-2014, banyak hal positif yang didapat dengan mengikuti pelatihan yang diadakan YPTD PAMSI. Selain menambah wawasan dan pengetahuan seputar pengelolaan dan pelayanan air minum dari para pengajar, hal yang baginya cukup berharga yang didapatkan selama mengikuti pelatihan yakni bisa berkenalan dan mengetahui berbagai hal dari sesama peserta.
“Saya latar belakangnya teknik kimia, dengan mengikuti pelatihan ini banyak yang didapatkan, terutama bagaimana pengelolaan perusahaan yang baik. Juga aspek-aspek lainnya misalkan terkait sosial, ekonomi, kepuasan pelanggan, kesejahteraan karyawan, dan lain-lain,” jelasnya usai penutupan diklat, Sabtu (13/5).
Penutupan diklat tingkat muda angkatan 57 dilakukan Haryadi Priyohutomo selaku Wakil Ketua Badan Pembina YPTD PAMSI, mewakili Ketua Dewan Pembina yang juga Ketua Umum PERPAMSI Rudie Kusmayadi. Di akhir pengarahan, Haryadi tak lupa berpesan agar para peserta senantiasa meningkatkan kompetensinya sebagai bekal dalam keseharian kerja maupun dalam menghadapi persaingan global.
Usai penutupan, para peserta diberi kesempatan mengikuti uji kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Air Minum Indonesia (LSP AMI) di hari yang sama. Dari 35 peserta diklat tingkat muda, 25 peserta tercatat mengikuti uji kompetensi. (AZ)