Potret Kinerja BUMD Air Minum
Penilaian kinerja BUMD AM tahun 2021 berdasarkan tahun buku 2020, kini kembali dilakukan oleh Kementerian PUPR. Sebanyak 225 (58 persen) BUMD AM untuk tahun 2021 dinilai berkinerja Sehat. Sisanya, sebanyak 104 (27 persen) dinilai berkinerja Kurang Sehat, dan sebanyak 59 (15 persen) lainnya masuk dalam kategori Sakit.
Sebanyak 30 BUMD AM kategori kinerjanya mengalami kenaikan, 49 BUMD AM kategori kinerjanya turun, dan 308 BUMD AM kategori kinerjanya tetap. Kalau dilihat, ada sebanyak 17 BUMD AM yang sebelumnya dalam posisi Kurang Sehat “naik kelas” menjadi Sehat dan 2 BUMD AM yang sebelumnya Sakit menjadi Sehat. Tetapi, ada sebanyak 30 BUMD AM yang sebelumnya Sehat “turun kelas” menjadi Kurang Sehat. Dan ada sebanyak 18 BUMD AM yang berubah posisi dari Kurang Sehat menjadi Sakit.
Nilai kinerja rata-rata BUMD AM Sehat turun dari 3,42 menjadi 3,39. Demikian juga dengan nilai kinerja BUMD AM Kurang Sehat menurun menjadi 2,22 dari 2,33 di tahun sebelumnya. Dan pada BUMD AM Sakit nilainya turun dari 1,64 tahun 2020 menjadi 1,56 di tahun 2021.
Secara keseluruhan, dibandingkan dengan penilaian kinerja BUMD AM tahun buku 2020, jumlah BUMD AM yang masuk dalam kategori Sehat, mengalami penurunan. Pada penilaian kinerja BUMD AM tahun 2020, ada sebanyak 239 BUMD AM yang berkategori Sehat. Dengan kata lain, jumlah BUMD AM Sehat berkurang sebanyak 14 menjadi 225 BUMD AM pada tahun 2021. Namun, untuk BUMD AM yang berkategori Kurang Sehat pada tahun 2021, jumlahnya naik menjadi 104 dari sebanyak 96 BUMD AM di tahun 2020. Sementara untuk BUMD AM yang masuk dalam kategori Sakit, jumlahnya juga naik menjadi 59 dari 52 BUMD AM di tahun sebelumnya.
Selain turunnya jumlah BUMD AM Sehat, secara nilai rata-rata juga terjadi penurunan secara nasional. Nilai kinerja rata-rata BUMD AM Sehat turun dari 3,42 menjadi 3,39. Demikian juga dengan nilai kinerja BUMD AM Kurang Sehat menurun menjadi 2,22 dari 2,33 di tahun sebelumnya. Dan pada BUMD AM Sakit nilainya turun dari 1,64 tahun 2020 menjadi 1,56 di tahun 2021.
Berkurangnya jumlah BUMD AM dalam kategori Sehat dan naiknya jumlah BUMD AM yang Sakit, salah satu penyebabnya adalah kondisi pandemi Covid-19, yang melanda sejak awal 2020 hingga saat ini.
Disamping itu, menurut Direktur Air Minum, Ditjen Cipta Karya, Anang Muchlis, penyebab kinerja BUMD AM kurang sehat dan sakit rata-rata disebabkan: tarif yang belum memenuhi tarif FCR (full cost recovery), pelanggan di bawah 20.000 sambungan rumah (SR), dan tingkat kehilangan air masih tinggi sekitar 33,24 persen. Dia berharap, pemda bisa mendukung BUMD AM yang kurang sehat dan sakit. DA
Baca ulasan selengkapnya di Majalah Air Minum Edisi Nomor 319 April 2022, klik: https://majalahdigital.web.id/ (berlangganan)