PERPAMSI dan JICA Jajaki Kerjasama Pelatihan Pegawai PDAM
Ketua rombongan yang juga Chief Advisor Ekspert Yusaku Makita mengatakan, saat ini Dit Pam Cipta Karya telah meluncurkan program Center of Excellence (COE) atau Pusat Kesempurnaan pada tahun 2012. Program ini bertujuan meningkatkan kompetensi para pegawai PDAM melalui program BIMTEK dan training of trainers (TOT) di bidang pengurangan NRW, efisiensi energi, dan SAK-ETAP.
Ia menambahkan, melalui proyek bantuan teknis tersebut, JICA bergabung dengan proyek COE dan memberikan enam tenaga ahlinya di bidang COE selama tiga tahun kedepan. Proyek tersebut bernama Program Penguatan Program COE bagi PDAM dan telah diluncurkan sejak Agustus 2015.
“Tim Ahli JICA ini berasal dari 3 lembaga konsultan terbaik Jepang yang menguasai bidang masing-masing, antara lain KRI International Corp., Nihon Suido Consultants Co. Ltd. dan Yokohama Water Co. Ltd. Saya ingin ada kolaborasi dengan PERPAMSI,” kata Makita yang datang bersama para ahli tersebut.
Lebih lanjut menurut Makita, Program ini bertujuan untuk menguatkan kualitas manajemen dari program COE, merevisi modul pelatihan (NRW dan efisiensi energi) serta mengembangkan modul baru yang berhubungan pelanggan serta manajemen dan analisis keuangan. Sedikitnya tujuh modul telah disiapkan JICA untuk dalam program ini.
Ketum PERPAMSI Rudie Kusmayadie menyambuat baik program CEO yang dijalankan pemerintah bersama dengan JICA. Menurut Rudie, saat ini PERPAMSI telah memiliki beberapa program yang hampir sama dengan konsep CEO yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas PDAM, baik SDM maupun manajemen.Diantaranya adalah Program Kemitraan Solidaritas, Program On The Job Training, Program Magang dan juga Program Pendampingan. Konsep dari program ini adalah rasa kebersamaan dan solidaritas antar sesama PDAM, dimana PDAM yang sehat dan berhasil menularkan ilmunya kepada PDAM yang belum sehat atau sakit.
“Jika bisa berkolaborasi dengan antara program JICA dan CEO akan lebih baik lagi buat PDAM,” kata Rudie.
Lebih rinci, Direktur Eksekutif Subekti mengatakan, karena menggunakan konsep solidaritas, pembiayaan dari berbagai program tersebut berasal dari kedua belah pihak PDAM. Selan itu, juga tenaga sponsor yang memberikan bantuan alat dan juga asosiasi air minum dari luar negeri yang membantu untuk tenaga ahlinya.
“Seperti dari Waterlink Malaysia yang turut membantu tenaga ahli. Kita juga bekerjasama dengan institusi lain untuk membantu tenaga ahli seperti ahli pajak, keuangan maupun hukum,” kata Subekti.
Subekti menyambuat baik jika JICA bisa mendukung program-program PERPAMSI tersebut agar efek dan juga dampaknya kepada PDAM bisa lebih cepat dan luas. Data terakhir menunjukkan jumlah PDAM sakit sebanyak 73, kurang sehat 103 dan sehat 182. (Dvt)