PDAM Tirta Lawu Karanganyar Sabet Radar Solo Award
Demikian diungkapkan Direktur Utama PDAM Tirta Lawu Prihanto saat penganugerahan Radar Solo Award tahun 2017, belum lama ini. Award ini juga sekaligus sebagai pemicu gerak cepat perusahaan untuk memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik. “Disadari atau tidak, ukuran pelayanan sebenarnya ditentukan oleh persepsi pelanggan. Jika pelanggan mendapatkan air dengan kualitas dan jumlah yang sesuai dengan yang diharapkan, maka itulah bagian terpenting dari kualitas. Usaha peningkatan kualitas pelayanan ini merupakan hasil kajian atas masih tersedianya kapasitas air baku yang selama ini belum termanfaatkan/terbuang percuma serta daftar tunggu calon pelanggan,” ungkap Prihantono dalam siaran pers yang dikirim ke redaksi, baru-baru ini.
Atas pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, akhirnya pipa transmisi dan reservoir kapasitas 1.000 meter kubik di Ngemplak, Karangpandan, dioperasikan PDAM secara optimal. Sehingga level air reservoir distribusi yang berada di Serut Popongan menjadi tinggi. Dengan demikian kemampuan layanan PDAM untuk menjangkau daerah yang sebelumnya tidak mengalir 24 jam, menjadi teraliri secara kontinyu dan bertekanan.
Tidak hanya sampai di sana, lanjut Prihantono, PDAM juga menginvestasikan jaringan transmisi mulai dari sumber mata air Sikempong sampai sumber mata air Semiri, serta membangun sistem transmisi baru dari Reservoir Ngemplak hingga Reservoir Serut Popongan. Untuk memperluas jangkauan dan cakupan pelayanan, jaringan distribusi diperluas hingga mencapai lebih dari 45 km. “Untuk memberi pelayanan yang prima dari sebelumnya memang membutuhkan biaya yang sangat besar,” imbuh Prihantono tanpa merinci lebih jauh.
Masih dalam rangka memaksimalkan pelayanan, PDAM Tirta Lawu juga fokus pada penurunanan kebocoran atau non revenue water (NRW). Dimulai dengan membentuk tim yang berjumlah 18 orang dari unsur karyawan yang memiliki latar belakang keahlian yang berbeda khusus menangani NRW. Tim 18 dibekali kemampuan dengan mendatangkan tenaga ahli dari Akatirta Magelang untuk memberikan pengajaran baik secara teori maupun praktik lapangan dalam menangani NRW dan menganalisis pola dan model pendistribusian air dengan program komputer.
“Saat ini masalah NRW dapat segera teratasi dengan kerja Tim 18. Jika sebelumnya pipa distribusi PDAM sering mengalami kelebihan tekanan sehingga pecah, saat ini mulai diantisipasi dengan alat khusus yang dikenal sebagai PRV (pressurre reducing valve). Alat ini dapat mengatur tekanan air yang diinginkan agar pengaliran menjadi optimal. Konsep optimalisasi ini juga membutuhkan biaya yang cukup besar,” ujar Prihantono.
Dikatakan, proyeksi pengembangan PDAM ke depan adalah membangun sistem baru untuk melayani Kecamatan Mojogedang. Sistem ini direncanakan menggunakan air baku dari Waduk Gondang sebesar 200 liter per detik. Air baku tersebut khusus diperuntukkan bagi SPAM Kabupaten Karanganyar. Tidak hanya Kecamatan Mojogedang, sebagian debit air baku tersebut juga akan dialirkan ke wilayah Kecamatan Kerjo. Red