PDAM Kota Depok Rumuskan Strategi Pelayanan Hingga 2021

Salah satu strateginya yakni dengan merumuskan arah dan strategi yang hendak dilakukan melalui Rencana Bisnis (Business Plan). Berkaitan dengan hal tersebut, PDAM Tirta Asasta menggelar Lokakarya Penyusunan Rencana Bisnis PDAM Tirta Asasta Tahun 2017-2021, yang digelar di Kantor Wali Kota Depok, Senin (24/7/2017).

Lokakarya dibuka Wali Kota Depok Mohammad Idris dan ditutup Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna. Di samping dihadiri para pemangku kepentingan terkait seperti perwakilan DPRD, dinas/instansi terkait, perwakilan pelanggan, LSM dan media massa, lokakarya juga dihadiri Mochammad Natsir, Staf Ahli Menteri PUPR Bidang Ekonomi. Sebelumnya, Natsir dikenal sebagai Direktur Pengembangan Air Minum, DJCK, Kementerian PUPR. Hadir pula Direktur Eksekutif PERPAMSI Ashari Mardiono.

Dari jajaran PDAM Tirta Asasta hadir Direktur Utama M Olik Abdul Holik, Direktur Umum Ee Sulaeman, dan Direktur Teknik Supendi. Sementara dari jajaran Dewan Pengawas hadir Sekretaris Bambang Wispriyono dan Angggota Banu Muhammad Haidir.

Dalam arahannya, Wali Kota Mohammad Idris meminta jajaran PDAM bisa melakukan terobosan-terobosan yang komprehensif, terintegrasi dan sinergis dalam mengantisipasi kebutuhan pelayanan air minum di kota Depok. Ia juga mengingatkan agar target-target PDAM yang tertuang dalam Rencana Bisnis 2017-2021 bisa disesuaikan dengan target RPJMN dari Pemerintah Pusat yakni 100 persen akses aman air minum di tahun 2019.

Sementara Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna tak lupa memberikan apresiasi terkait Rencana Bisnis PDAM Tirta Asasta. Intinya ia sangat mendukung Tupoksi yang dilakukan PDAM dan tak lupa mengingatkan segala hal yang berhubungan dengan pelayanan harus bisa diinformasikan dengan baik kepada publik.

Direktur Utama PDAM Tirta Asasta M Olik Abdul Holik menjelaskan, Rencana Bisnis tersebut berisi program dan aksi PDAM lima tahun ke depan, baik terkait rencana sistem pengembangan air minum, rencana pemasaran, rencana dan target operasional, target kapasitas produksi, target penurunan kebocoran, target pelanggan, target pembiayaan dan lain-lain. Sebagai gambaran, untuk cakupan pelayanan bila saat ini baru sekitar 16,34 persen di tahun 2021 ditarget mencapai 30,10 persen atau 159.742 pelanggan (saat ini sekitar 59.642 pelanggan).

Sementara dari sisi NRW, bila saat ini mencapai 31,87 persen, ditargetkan bisa diturunkan sebesar 25,00 persen di 2021. “Untuk pendanaan, dana yang dibutuhkan hingga tahun 2021 sekitar Rp 1,6 triliun. Dari angka tersebut, alhamdulillah Pemko Depok menganggarkan Rp 499 miliar. Sisanya tentu kita butuh dukungan baik dari pemerintah provinsi, pemerintah pusat, swasta dan lain-lain,” ujar Holik.

Dalam forum tersebut, pihak PDAM Tirta Asasta memperoleh banyak masukan dari para peserta terkait program dan rencana aksi yang tertuang dalam Rencana Bisnis 2017-2021. Salah satu masukan yang cukup konstruktif yakni agar Rencana Bisnis PDAM Tirta Asasta bisa disinkronkan dengan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM) yang disusun Pemko Depok (saat ini dalam proses legislasi). Hal ini diperlukan guna memastikan kebutuhan air baku untuk mencapai target 2017-2021. (AZ)