PDAM Kabupaten Karawang Dilirik Investor Jepang
Kunjungan dilakukan terutama untuk menjajaki dan menggali potensi proyek yang feasible untuk dikerjasamakan dengan pihak swasta melalui skema business to business (b to b). Delegasi Jepang dipimpin oleh perwakilan dari Ministry of Health, Labour and Welfare dan beranggotakan para investor dari beberapa perusahaan Jepang.
Kunjungan delegasi Jepang itu didampingi perwakilan dari Satker PAM Provinsi Jawa Barat. Rombongan disambut oleh Direktur Utama PDAM Karawang Yogie Patriana Alsjah dan Kepala Bagian Perencanaan Teknis PDAM Karawang Suharna.
Dalam sambutan penerimaan, Yogie menyambut baik kunjungan delegasi Jepang dan mengharapkan kerja sama dapat berlanjut, terutama untuk memenuhi kebutuhan air minum di Kabupaten Karawang. “Kerja sama dengan sektor swasta sangat diperlukan, terutama sekali untuk mencapai target 100 persen akses aman air minum di tahun 2019. Kerja sama ini juga sangat diharapkan dikarenakan keterbatasan pendanaan baik dari internal PDAM maupun APBD Kabupaten Karawang,” katanya seperti dikutip www.ditpam-pu.org.
Pada kesempatan tersebut, Yogie mempresentasikan potensi kerja sama dengan PDAM Karawang yang meliputi tiga zona pelayanan. Perencanaan pengembangan air minum di ketiga zona tersebut sesuai dengan perencanaan Rencana Induk Sistem Pelayanan Air Minum (RISPAM) dan telah dilakukan penyusunan feasibility study.
Berdasarkan hasil studi dari PDAM, zona 1 potensial untuk dikerjasamakan melalui b to b, namun wilayah pelayanan tersebut merupakan area permukiman, dan tidak memiliki area komersial atau industri. Sedangkan zona 3 (Kecamatan Cikampek), pelayanan air minum telah dikerjasamakan dengan pihak swasta melalui konsesi, yaitu dengan PT WATS yang telah dilaksanakan kontraknya sejak tahun 2009.
“Sayangnya saat ini PT WATS tidak mampu melaksanakan pelayanan air minum sesuai kesepakatan, kami mengharapkan ada investor yang bisa mengakuisisi PT WATS sehingga pelayanan air minum di daerah tersebut dapat berjalan dengan baik,” ungkapnya.
Satu zona pelayanan lain (zona 2), menurut Yogie, sangat potensial untuk dikerjasamakan dengan pihak swasta melalui skema b to b, karena di kawasan tersebut terdapat kawasan permukiman yang berkembang dan kawasan industri.
Pada kesempatan itu Yogie mengatakan bahwa sumber air baku PDAM Karawang berasal dari Saluran Tarum yang dikelola Perum Jasa Tirta II (PJT II). Sampai saat ini belum ada sumber air baku lain yang potensial. “Kerja sama melalui skema b to b dapat dilakukan dengan melibatkan PJT II sebagai penyedia bulk water,” katanya.
Beberapa investor dari Jepang menunjukkan antusiasme dan minat mereka untuk berinvestasi. Acara ditutup dengan kunjungan ke instalasi pengolahan air minum yang lokasinya berada di kawasan kantor pusat PDAM Karawang. (dvt)