Nakhoda Baru PDAM Tirta Wening Resmi Dilantik
Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-41 PDAM Tirta Wening terasa sangat spesial. Tepat di hari jadinya tersebut, PDAM Tirta Wening mendapat “kado khusus” dari pemilik yang juga Wali Kota Bandung Ridwan Kamil. Kado tersebut apalagi kalau bukan hadirnya seorang nakhoda baru Tirta Wening yang diharapkan bisa membawa perubahan dan perbaikan pelayanan air minum di Kota Kembang menjadi lebih baik.
Pelantikan dilakukan di kantor pusat PDAM Tirta Wening, Rabu, 16 Desember 2015. Selain wali kota, seremonial pelantikan juga dihadiri Wakil Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial, Ketua Badan Pengawas Prof. Djumhana, para direksi (termasuk mantan Direktur Utama Tirta Wening Pian Sopian), beserta perwakilan karyawan Tirta Wening dari setiap bagian yang hari itu berpakaian khas Sunda karena bertepatan dengan hari “Rebo Nyunda”.
Soni sebelumnya menjabat sebagian Kepala UPT Bisnis Laboratorium Pengendali Kualitas Lingkungan (LPKL) PDAM Tirta Wening. Setelah melalui proses seleksi (fit and proper test) yang cukup panjang, ia pun resmi dilantik sebagai nakhoda baru Tirta Wening menggantikan pejabat sebelumnya, Pian Sopian. Pian sendiri, seperti diungkapkan Ridwan Kamil, nantinya akan diminta kesediaannya sebagai Dewan Pengawas Tirta Wening.
“Alhamdulillah kita melantik dirut baru dan insya Allah akan bersinergi dengan direksi lainnya yang lebih senior. Usianya memang beda empat bulan dari saya. Dengan usia yang masih muda tersebut, mudah-mudahan bisa mengimbangi wali kotanya,” ujar Pak Wali. Ditambahkannya, ia butuh sosok yang masih muda dan fasih berbahasa Inggris untuk mengimbanginya ketika bernegosiasi dengan pihak lembaga donor asing. Contohnya kaitan hibah dari Belanda senilai Rp 70 miliar untuk optimalisasi pelayanan air minum di Kota Bandung.
Pak Wali juga berpesan agar dirut baru senantiasa bisa menjaga integritas, kemandirian, memenuhi target dan perbaikan pelayanan kepada masyarakat. “Jaga kemandirian, tidak boleh terdengar ada hal-hal yang melewati batas integritas. Tidak boleh melayani individu untuk kepentingan pribadi, tidak boleh ada yang titip-menitip, kutip-mengutip,” tegasnya.
Integritas itu, lanjutnya, harus dua arah. Selain pimpinannya harus berintegritas, karyawannya pun harus melindungi dan menghindari perilaku yang tercela. Ridwan juga menghimbau kepada karyawan agar saling mengingatkan satu sama lain jika ada rekan kerja yang melakukan hal-hal yang kurang baik. Selain itu, ia juga berpesan agar direksi (pimpinan) selalu kompak dan jangan segan-segan turun ke bawah alias bukan hanya berada di belakang meja menunggu laporan. “Itulah gaya pemimpin yang dibutuhkan hari ini,” tandasnya.
Tak lupa, Emil juga meminta dalam satu tahun ke depan Tirta Wening harus masuk Wilayah Bebas Korupsi (WBK), serta harus menjadi perusahaan yang tingkat laporan atau keluhan dari pelanggan serendah mungkin atau yang ia sebut sebagai zero complain company.
Di tempat yang sama, dirut baru Tirta Wening Soni Salimi optimistis PDAM bisa menjadi lebih baik di masa datang. “Kalau sama-sama kompak antara masyarakat, PDAM, pemerintah, juga lingkungan target, insya Allah (tercapai). Strateginya harus memiliki kesamaan visi, berkomitmen, memiliki strategi-strategi yang mengarah ke pencapaian target,” kata Soni kepada para wartawan seusai pelantikan.
Diakui Soni, tantangan terbesar PDAM Tirta Wening saat ini adalah ketersediaan air baku yang semakin kritis. Perihal strateginya dalam melakukan berbagai upaya perbaikan, termasuk program penurunan air tak berekening, ia belum bisa berbicara banyak. “Nanti akan saya komunikasikan dengan pimpinan lainnya,” pungkasnya. (dvt)