Kerjasama SPAM Indonesia-Australia Menghadapi Covid-19

Pandemi Covid-19 dan era New Normal, merupakan tantangan yang dihadapi para penyelenggara SPAM di seluruh Tanah Air, khususnya anggota PERPAMSI. Sebagai salah satu sektor vital yang berperan memenuhi kebutuhan masyarakat untuk air minum, penyelenggara SPAM pastinya dituntut mengoptimalkan pelayanannya.

Menyikapi hal tersebut, PERPAMSI menggelar webinar  yang juga melibatkan Kedutaan Besar Australia, Australian Water Association (AWA), Australian Water Partnership (AWP), Unity Water serta pihak terkait dan penyelenggara SPAM serta air limbah di Tanah Air.

Topik dalam webinar tersebut juga menjadi bahan diskusi dalam Forum Kerjasama Indonesia-Australia untuk menghadapi Covid-19. Melalui webinar tersebut, juga disampaikan mengenai pilot kerja sama yang melibatkan penyelenggara SPAM dan air limbah di DKI Jakarta: PAM Jaya, PT Aetra Air Jakarta, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PD PAL Jaya. PDAM Kota Surabaya dan Perumdam Kabupaten Gianyar juga ikut serta dalam forum tersebut. Kegiatan tersebut dalam kerangka Water Utiliy Improvement Program (WUIP) Indonesia-Australia yang telah berlangsung sejak 2019.

Forum Indonesia-Australia ini akan bekerja selama empat bulan (Juli-Oktober 2020). Forum akan memberi akses untuk mendapatkan saran manajemen dan teknis, pengetahuan dan tools yang dibutuhkan terkait Covid-19 dari pihak Australia. Nantinya, output dari forum tersebut dapat berupa panduan, SOP, instruksi kerja, manual, konsep regulasi internal, tools manajemen dan operasional, dan lainnya, dalam berbagai aspek terkait Covid-19.

Ketua Umum PERPAMSI, Rudie Kusmayadi mengatakan,  penerapan protokol Covid-19  bidang air minum secara ketat di Australia diharapkan bisa dicontoh para penyelenggara SPAM di Indonesia. Menurutnya, dalam persoalan pandemi Covid-19, meskipun mungkin penyelenggara SPAM tidak terdampak langsung, tetapi tetap ada persoalan terkait. Mulai dari kebijakan WfH, kebijakan PSBB yang semuanya  membutuhkan air bersih dalam melaksanakan pola hidup sehat. Bukan hanya air bersih, tetapi pandemi  Covid-19 dan New Normal juga berdampak terhadap air limbah.

Menurut Rudie, para penyelenggara SPAM juga menghadapi tantangan operasional. Banyak anggota PERPAMSI yang merasakan bahwa air banyak digunakan, tetapi kemampuan pelanggan untuk membayar berkurang. Alhasil, efisiensi penagihan banyak yang turun secara drastis. Efisiensi penagihan turun 20-30 persen per bulan dan memengaruhi arus kas.

Dalam situasi seperti sekarang, Unit Manager Infrastruktur, Development Coorporation Australian Embassy Jakarta, Widya Setyowati, mengatakan, penyediaan air bersih sangat penting. Baik dalam masa tanggap darurat maupun pada tahapan recovery. Dia menambahkan, di level  internasional dan regional, melalui AWP, Pemerintah Australia mendukung AWA bekerja sama dengan PERPAMSI melalui Forum Kerjasama Peningkatkan kapasitas PDAM di Indonesia.  

Sedangkan pihak AWP dan AWA berupaya memantau dampak aktivitas pelayanan air bersih dan sanitasi kepada masyarakat yang dilakukan sejumlah organisasi dan para penyelenggara SPAM serta air limbah di sejumlah negara, termasuk di Indonesia. Pengukuran tingkat risiko yang dihadapi penyedia air bersih dan air limbah tersebut, nantinya diharapkan bisa diikuti dengan langkah mitigasi risikonya. Pihak AWP dan AWA menyebutkan, webinar tersebut merupakan bagian dari program berbagi pengetahuan dalam menangani persoalan sektor air dalam kondisi Covid-19.

Identifikasi daerah potensial Covid-19

Manager Pelayanan Pelanggan PAM Jaya, Marissa, mengatakan, pihaknya sudah melakukan identifikasi terhadap area potensial penyebaran Covid-19  SPAM di DKI Jakarta. Identifikasi tersebut meliputi potensi tinggi yakni: kontak antar pegawai, kontak dengan pelanggan, serta kontak dengan kontraktor. Sedangkan untuk potensi rendah potensinya berasal dari transmisi produksi/distribusi.

PAM Jaya juga mengambil sejumlah kebijakan operasional  dalam pandemi Covid-19 dengan melaksanakan protokol kesehatan sesuai kebijakan perusahaan. Kebijakan tersebut dilakukan di kantor, proyek, fasilitas produksi dan distribusi, serta terhadap pelayanan pelanggan.

Namun menurut Marissa, sejauh ini PAM Jaya tetap melanjutkan aktivitas proyek karena sangat dibutuhkan masyarakat. Salah satunya proyek SPAM Hutan Kota dengan target penambahan 30 ribu sambungan pelanggan baru dan 10.000 penambahan suplai ke pelanggan eksisting. Hanya, dalam pelaksanaan proyek tersebut,  tetap dilaksanakan protokol kesehatan.

Langkah yang sejalan juga dilakukan oleh Aetra dan Palyja. Pihak Aetra misal, selain  tetap menerapkan protokol kesehatan dalam pelaksanaan pengaturan kerja, juga dilakukan penerapan WfO, WfH to Field, serta WfH.  Baik dalam periode PSBB maupun New Normal yang meliputi: proses produksi; distribusi; pembacaan meter, billing, maupun collection; terhadap pelayanan pelanggan.

Sedangkan pihak Palyja seperti disampaikan Deputi Direktur Business Process, Siti Harni, telah menyiapkan disaster recovery function di era New Normal. Protokol recovery tersebut meliputi: mengatur kerja bergilir WfO dan WfH; menjalankan virtual office untuk pelayanan pelanggan; menerapkan panduan masuk kerja; serta revisi strategi dan rencana kegiatan operasional pencapaian penjualan, Opex, Capex dan lainnya.

Sementara, Plh Direktur Utama PD PAL Jaya, Erwin Maphi Ali, mengatakan, PD Pal Jaya telah mengambil sejumlah kebijakan terkait masa New Normal. Hal tersebut dilakukan baik terhadap pegawai dan operator serta pelanggan. Mereka tetap memberlakukan protokol kesehatan, menjaga jarak saat bekerja, dan membaharui APD. Di sisi lain, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Di antaranya penurunan pendapatan, penundaan jadwal penyedotan, hingga soal keamanan dan kesehatan operator dalam masa pandemi dan era New Normal.

Langkah-langkah program pencegahan Covid-19 dan membentuk gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 perusahaan dilakukan PDAM Surya Sembada Kota Surabaya. PDAM tersebut juga tetap menjalankan protokol dan monitoring kesehatan, serta mempertahankan pola hidup sehat. Juga menambahkan Personal Protective Equipment (PPE), serta peningkatan kewaspadaan terhadap potensi penularan Covid-19 di era New Normal. PDAM Kota Surabaya juga mengakui adanya penurunan pendapatan selama masa pandemi serta bertambahnya anggaran untuk pencegahan Covid-19.

Sementara di Perumdam Kabupaten Gianyar, saat ini sudah dilakukan manajemen risiko terkait Covid-19. Perumdam tersebutmelakukan pemetaan krisis permasalahan tindakan selama masa pandemi. Baik untuk pengelolaan SDM steril Covid-19, pengelolaan operasional secara efektif dan efisien sesuai anggaran, serta langkah inklusi terhadap pelanggan akibat pandemi. Juga melakukan pengelolaan investasi tepat guna, dan  pengelolaan penurunan pendapatan. Perumdam ini juga melakukan adaptasi New Normal antara lain dengan membatasi perjalanan dinas, sterilisasi berkala, dan meminimalkan kerja lembur.

Di akhir sesi, Ketua Umum Forkalim, Subekti, mengatakan, meskipun belum ada transmisi dari air limbah ke manusia, tetapi tetap perlu ditingkatkan kewaspadaannya. Kondisi pandemi ini masih harus terus dipantau termasuk juga riset untuk membandingkan dengan kondisi di luar negeri. Deni Arisandy

Artikel ini sudah dimuat di Majalah Air Minum PERPAMSI Edisi No. 299 Agustus 2020