Buku Kinerja BUMD Air Minum 2021
Demikian disampaikan Dirjen Cipta Karya, Diana Kusumastuti, terkait penerbitan Buku Kinerja BUMD Air Minum 2021 pada tanggal 7 Februari 2022 lalu. Buku yang diterbitkan Kementerian PUPR, melalui Direktorat Air Minum, Diitjen Cipta Karya, dapat Buku ini dapat menjadi referensi mengukur tingkat kinerja manajemen, efisiensi, dan efektivitas pengelolaan layanan air minum oleh BUMD AM selaku penyelenggara air minum di bawah Pemerintah Daerah.
Di samping itu, lanjutnya, buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan, khususnya Pemerintah Daerah sebagai salah satu bahan acuan untuk menyusun kebijakan, strategi program dan kegiatan peningkatan layanan air minum sebagai upaya menjaga kesehatan masyarakat dan pemulihan ekonomi di daerah.
“Berdasarkan Buku Kinerja BUMD Air Minum 2021 didapatkan bahwa rata-rata cakupan pelayanan teknis air minum perpipaan di daerah baru mencapai 28,85 persen dan secara administrasi baru mencapai 22,63 persen. Sehingga masih harus ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilakukan apabila Pemda memiliki BUMD AM yang berkinerja Sehat dan Mandiri," kata Diana Kusumastuti seperti dikutip website resmi Kementerian PUPR, pu.go.id.
Dari 388 BUMD AM yang dinilai kinerjanya pada tahun 2021, terdapat 225 BUMD AM (58 persen) yang berkinerja Sehat, 104 BUMD AM (27 persen) berkinerja kurang sehat dan 59 BUMD AM (15 persen) berkinerja Sakit.
Dikatakan, ketersediaan sarana dan prasarana air minum juga sangat penting dalam membantu masyarakat menjaga perilaku hidup bersih serta melaksanakan prosedur kesehatan (prokes) guna mengurangi penyebaran virus Covid-19, khususnya varian Omicron saat ini. Hal tersebut dapat terwujud, apabila pemda menyediakan sarana dan prasarana air minum yang mudah dijangkau masyarakat.
Direktur Air Minum Anang Muchlis menambahkan, dari 388 BUMD AM yang dinilai kinerjanya oleh Direktorat Air Minum pada tahun 2021, terdapat 225 BUMD AM (58 persen) yang berkinerja Sehat, 104 BUMD AM (27 persen) berkinerja kurang sehat dan 59 BUMD AM (15 persen) berkinerja Sakit.
Dikatakan, penyebab kinerja BUMD AM kurang sehat dan sakit antara lain rata-rata tarif belum memenuhi tarif FCR (full cost recovery), pelanggan di bawah 20.000 sambungan rumah (SR) dan tingkat kehilangan air masih tinggi sekitar 33,24 persen. Anang berharap pemda dapat memberikan dukungan kepada BUMD AM kurang sehat dan sakit berupa persetujuan untuk menerapkan tarif FCR, penyertaan modal atau memberikan subsidi bagi BUMD AM yang belum menerapkan tarif FCR.
Selain itu, BUMD AM dapat melakukan efisiensi biaya operasional dan mengoptimalkan pendapatan serta melakukan pengembangan investasi bekerja sama dengan sesama BUMD AM atau badan usaha lainnya.
Adapun sesuai kewenangannya, pemerintah pusat akan memberikan bantuan program dalam rangka optimalisasi, fungsionalisasi/ rehabilitasi atau pembangunan baru untuk meningkatkan cakupan pelayanan air minum dengan syarat readiness criteria. Pemerintah pusat juga akan memberikan dukungan kebijakan untuk meningkatkan kemampuan SDM BUMD AM. AZ/sumber: pu.go.id
Download: Buku Evaluasi Kinerja PDAM Tahun 2021 - Google Drive