Berbagi Ilmu di Tengah Pandemi

Setelah sempat vakum beberapa bulan, Program Pendampingan dan PKS PERPAMSI kembali digulirkan. Wilayah Sumatera membuka program tahun 2021 dengan menjalankan tiga kemitraan yang dilakukan secara marathon. Tiga kemitraan tersebut  yakni PDAM Tirta Musi-Perumdam Tirta Pengabuan Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi; PDAM Tirta Musi-PDAM Tirta Pali Kabupaten Penungkal Abab Lematang Ilir, Sumsel; dan PDAM Kabupaten Pesawaran-PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus, Lampung.

 

Belajar efisiensi energi

Membuka langkah pertama, Program Pendampingan dimulai dengan kegiatan yang dilakukan di Perumdam Tirta Pengabuan di Kuala Tungkal, Tanjung Jabung Barat, 21-23 Juni 2021. Pada kemitraan tersebut, tuan rumah memiih topik efiensi dengan mentor PDAM Tirta Musi Kota Palembang.

Di acara pembukaan sekaligus penandatanganan kesepakatan kerja sama program (letter of intent), hadir Bupati Tanjung Jabung Barat, H. Anwar Sadat dan dari Direktur Perumdam Tirta Pengabuang, Ustayadi Barlian. Dari pihak mentor hadir Direktur Teknik, M Azharuddin beserta tim, sementara dari fasilitator hadir Direktur Eksekutif PERPAMSI, Agus Sunara, dan Kaur Kemitraan, Rushwanto.

Diskusi mentor, resipien dan fasilitator di Perumdam Tirta Pengabuan Tanjung Jabung Barat.

Mentor dan resipien sepakat menjalani kegiatan pada bidang efisiensi energi. Setelah dilakukan diagnosa dan pengamatan lapangan, disimpulkan hal-hal antara lain: panjang jalur pipa distribusi dari intake (sumber air) ke pelanggan terdekat sekitar 100 km dengan menggunakan boster pump sebanyak empat titik. Biaya listrik yang dibayar tiap bulannya berkisar Rp390 hingga Rp400 juta (biaya listrik terbesar pada intake yang mencapai sekitar Rp130juta.

Tim mentor sejauh ini belum menemukan spek dari semua pompa yang digunakan. Lalu ada temuan pada tagihan listrik di boster 1 tiap bulannya kena denda biaya KVRH antara Rp6 hingga Rp10 juta. Dugaan sementara besarnya biaya listrik di intake disebabkan spek pompa tidak sesuai dengan kebutuhan (kondisi alam), dan pipa intake yang tidak memadai (yang dipakai 400 seharusnya minimal 500).

Pihak mentor menawarkan solusi sementara (jangka pendek) yakni mengubah jam operasional pompa intake dengan cara dimatikan pada beban puncak PLN. Dan instalasi pada boster 1 akan diperbaiki sehingga tidak melampaui KVRH yang ditentukan PLN. Solusi jangka menengah dan jangka panjangnya adalah penggantian pompa intake yang sesuai spek atau bypass pipa distribusi (100-an km).

Untuk tindak lanjut, dari hasil diagnostik dan kelengkapan data yang diperoleh, tim mentor akan membuat laporan diagnostik dan rekomendasi tindak lanjut yang akan disampaikan ke fasilitator dan resipien. Jika resipien sepakat untuk melanjutkan kegiatan dan akan menjalankan rekomendasi mentor dengan komitmen tinggi, maka mentor dan resipien akan melaksanakan: Pembentukan tim (baik tim mentor maupun tim resipien); Penyusunan rencana kerja; Melanjutkan tahapan-tahapan selanjutnya; Mentor memberikan tugas-tugas awal dan resipien mengerjakan tugas tersebut.

Dalam pertemuan awal, selain dilakukan diskusi, wawancara dan pengumpulan data oleh kedua belah pihak, tim mentor juga memberikan arahan bagaimana langkah-langkah ke depan.

Menyusun rencana bisnis

Tekad untuk berbenah dan menjadi lebih baik mengantarkan PDAM Tirta Pali Kabupaten Penungkal Abab Lematang Ilir (PALI) mengikuti Program Pendampingan/Klinik PERPAMSI. Bertindak sebagai resipien, Tirta Pali bermitra dengan PDAM Tirta Musi sebagai mentor dan mengusung topik penyusunan rencana bisnis (business plan).

Bertempat di PDAM Tirta Pali, 24-26 Juni 2021, dilakukan kunjungan pertama tim mentor dan fasilitator. Direktur Utama PDAM Tirta Musi, Andi Wijaya, langsung memimpin timnya di kunjungan pertama tersebut. Sementara dari fasilitator, diwakili Kaur Kemitraan Sekretariat PERPAMSI, Rushwanto. Di pihak tuan rumah hadir Asisten II Pemkab Pali, Husman Gumanti, dan tak ketinggalan Direktur PDAM Tirta Pali, Puryadi, beserta jajaran.

Diskusi di PDAM Tirta Pali.

Dari hasil kunjungan tersebut, tim mentor menyimpulkan hal-hal sebagai berikut: Bahwa sejak tahun 2019 hingga saat ini, Tirta Pali belum memiliki rencana bisnis; Rasio pegawai terhadap pelanggan sangat besar, banyak sambungan liar, jarak IPA ke pelanggan 30-an km, sudah tujuh bulan karyawan belum menerima gaji; Pemerintah daerah belum sepenuhnya membantu penuh PDAM; Kemampuan SDM yang masih rendah (belum mampu membantu direksi menyunun rencana bisnis PDAM.

Dalam pertemuan awal tersebut, selain dilakukan diskusi, wawancara dan pengumpulan data oleh kedua belah pihak, tim mentor juga memberikan arahan bagaimana langkah-langkah menyusun rencana bisnis. Tim mentor juga memberikan tugas-tugas yang harus dikerjakan resipien, serta mengarahkan agar selalu berkonsultasi dan koordinasi, baik melalui telepon, WA grup, email maupun saluran lainnya.

Pihak mentor dan fasilitator berharap agar resipien komitmen melaksanakan tugas yang diberikan terkait dengan data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan rencana bisnis. Juga diharapkan agar membentuk tim resipien, merencanakan penugasan kunjungan tim resipien ke PDAM mentor dan menjadwalkan kunjungan berikutnya ke PDAM resipien.

 

Ilmu getok tular

Setelah lama menjadi resipien dari Perumdam Tirta Raharja Kabupaten Bandung di bidang billing system maupun laporan keuangan SAK-ETAP, PDAM Kabupaten Pesawaran mulai mengaplikasikan ilmu yang didapatkan dengan menjadi mentor. Bila sebelumnya mereka menjadi mentor bagi PDAM Kabupaten Pringsewu, kali ini PDAM Pesawaran menjadi mentor bagi PDAM PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus. Topik yang dipilih adalah billing system dan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK-ETAP.

Di kunjungan pertama yang dilakukan di PDAM Way Agung, 28 hingga 30 Juni 2021, pihak mentor dipimpin Kasubag Keuangan PDAM Pesawaran, M Hatta, pihak resipien dipimpin Direktur Jonson M Banjarnoor, sementara fasilitator diwakili Rushwanto.

Mentor, resipien dan fasilitator di kantor PDAM Way Agung Kabupaten Tanggamus.

Dalam perteemuan tersebut, kedua belah pihak sepakat saling belajar dan mengajar hingga SDM PDAM Way Agung dapat mengoperasikan billing system dan dapat menyusun laporan keuangan SAK-ETAP. Beberapa hal yang ditemukan oleh mentor antara lain PDAM Way Agung menghadapi permasalahan dikarenakan SDM yang belum kompeten dan rasio pegawai yang tinggi, mencapai 9 per 1.000 pelanggan.

Di samping itu, laporan keuangan belum tersaji secara periodik (bulanan), laporan keuangan tersusun tahunan, itupun tidak tepat waktu. Sistem penagihan rekening air minum masih manual dengan rasio penagihan masih rendah yakni sekitar 60 hingga 70 persen.

Untuk tindak lanjut, pihak mentor merekomendasikan beberapa hal yakni: Melaksanakan tugas yang diberikan mentor terkait data-data yang dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan dan billing system; Membentuk tim resipien agar lebih fokus; Komunikasi akan terus dijalin via grup WA, email dan media sosial lainnya; Merencanakan penugasan tim resipien ke PDAM mentor; dan menjadwalkan kunjungan berikutnya ke PDAM resipien. AZ/sumber: Laporan fasilitator